Tersangka pemenggal kepala Sinta Handiyana, 40, dibekuk polisi. Namanya Fauzan Fahmi, 43, tukang jagal sapi. Saat digerebek polisi, ia melawan. Terpaksa didor, tembus kaki kanan. Tersangka memenggal kepala korban dengan menggunakan alat kerja, golok paling besar. Luar biasa mengerikan.
JAGAL hewan, pekerjaan biasa, yang berubah jadi mengerikan setelah tukang jagalnya menjagal manusia. Polisi tidak mengatakan, tersangka perlu diperiksa psikiater. Tidak. Namun, polisi mengatakan bahwa tersangka berperangai agresif sehingga menyerang petugas saat digerebek. Perlawanannya terhenti setelah ia ditembak.
Polisi belum menjelaskan motif dan kronologi pembunuhan. Polisi mengatakan, tersangka Fauzan teman dekat korban. Sementara itu, korban adalah janda cerai mati dengan empat anak yang tinggal di Babakan, Curug, Tangerang. Dia sehari-hari bekerja malam di Jakarta. Berangkat kerja pukul 19.00, pulang esok paginya.
BACA JUGA:Kejam, Kepala Janda Terpenggal
BACA JUGA:Wali Kota Chilpancingo Meksiko Tewas Dipenggal Kartel Narkoba, Padahal Baru 6 Hari Menjabat
Kabidhumas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi kepada wartawan, Kamis, 31 Oktober 2024, mengatakan, ”Motif pembunuhan dan kronologinya akan kami umumkan dalam konferensi pers besok (Jumat, 1 November 2024).”
Polisi kelihatan sangat hati-hati menangani kasus itu. Padahal, Fauzan ditangkap Selasa, 29 Oktober 2024, di hari yang sama dengan penemuan jenazah Sinta. Potongan badan ditemukan pukul 10.00 WIB di Muara Baru, Jakarta Utara. Potongan kepala ditemukan di Pluit, Jakarta Utara, pukul 00.00 WIB.
Di sela antara penemuan dua potongan tubuh Sinta itu, polisi sudah menangkap Fauzan di rumahnya di Penjaringan, Jakarta Utara. Polisi baru mengumumkan penangkapan pada Kamis, 31 Oktober 2024. Polisi sangat hati-hati. Supaya tidak terjadi kerumitan seperti kasus Vina Cirebon. Sikap hati-hati itu dilakukan untuk memastikan tidak salah tangkap.
BACA JUGA:Sudah Janda, Masih Dibunuh
BACA JUGA:Janda Dua Anak di Jombang Edarkan Sabu
Karena polisi menyatakan bahwa motif dan kronologi pembunuhan diumumkan Jumat, 1 November 2024, seluruh wartawan di Jakarta sepanjang Kamis, 31 Oktober 2024, menunggu pengumuman itu. Wartawan tidak berinisiatif mengulik latar belakang hubungan tersangka dan korban. Toh, cuma menunggu sehari.
Kekejaman Fauzan mengerikan. Polisi tak mengatakan tersangka perlu diperiksa kejiwaannya. Berarti, ia normal. Kalau tersangka diduga tidak terganggu jiwa, berarti ia kejam.
Prof Simon McCarthy-Jones, guru besar psikologi klinis dan neuropsikologi di Trinity College Dublin, Irlandia, dalam tulisannya di BBC, 22 Oktober 2020, bertajuk Why some people are cruel to others, menyatakan, orang kejam bukan psikopat. Juga sebaliknya.
Disebutkan, orang kejam atau sadis sehari-hari mendapatkan kesenangan dari menyakiti orang lain yang tidak berbahaya atau tidak sepadan dengan dirinya. Misalnya, pria dewasa menyakiti anak balita, perempuan, atau orang tua jompo. Mereka tidak berani menyakiti orang yang mereka anggap kira-kira sepadan atau lebih kuat daripada mereka.
Orang sadis suka menonton penderitaan orang lain. Mereka cenderung menikmati film berdarah, menganggap perkelahian mengasyikkan, dan penyiksaan adalah suatu hal menarik.