"Pemerintah memberikan dukungan memproduksi biovaktur kelapa non-standar pada meeting kick off Kemenko perekonomian pada 10 November 2010 kemudian mendapatkan dukungan NEDO dan berhasil mendapatkan subsidi oleh Japan External Trade Organization (JETRO) untuk membangun pabrik minyak kelapa di banyuasin," imbuhnya.
Pengembangan itu diharapkan tidak hanya mampu mendukung komitmen Indonesia untuk menurunkan emisi karbon, tetapi juga meningkatkan nilai tambah produk kelapa serta mendukung kesejahteraan petani lokal.
Dengan kolaborasi lintas negara dan dukungan penuh dari berbagai pihak, kelapa non-standar berpotensi menjadi komoditas strategis dalam menciptakan penerbangan yang lebih berkelanjutan di Indonesia.
*) Peserta magang Harian Disway, mahasiswa Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Satu Tulungagung.