BACA JUGA:Kabinet Merah Putih Prabowo, Gemuk Melebihi Kabinet Pembangunan V
Jadi, kabinet ini perlu fokus pada pengembangan budaya kerja yang mendorong inovasi dan kreativitas serta memberikan insentif bagi riset dan pengembangan (R&D) yang mendukung kemandirian teknologi.
Dalam hal ini, kabinet yng ”gemuk” dapat memanfaatkan peran lintas kementerian untuk membangun ekosistem teknologi yang mandiri dengan melibatkan kementerian terkait.
Kolaborasi itu bisa mendorong pengembangan SDM yang memiliki keterampilan di bidang teknologi tinggi dan inovasi.
PENGUATAN DAYA SAING SDM DI TINGKAT REGIONAL
Dengan kebijakan Amerika Serikat (AS) yang lebih proteksionis, ASEAN menjadi kawasan yang makin penting bagi daya saing SDM Indonesia.
Menurut psikolog organisasi David McClelland, daya saing SDM tidak hanya bergantung pada keterampilan teknis, tetapi juga kemampuan untuk bekerja dalam tim multikultural dan berkomunikasi secara efektif di lingkungan yang beragam.
Indonesia perlu mengembangkan tenaga kerja yang mampu beradaptasi di lingkungan regional, terutama untuk menarik investasi dan kerja sama dengan negara-negara ASEAN lainnya.
Kabinet Prabowo perlu meningkatkan program pelatihan antarbudaya untuk SDM Indonesia, terutama yang berorientasi pada pasar ASEAN. Sebab, SDM yang mampu memahami budaya regional akan meningkatkan kemampuan Indonesia dalam bersaing di pasar ASEAN dan mengurangi ketergantungan pada pasar AS yang tidak stabil.
Dengan demikian, kabinet ini harus mendorong pengembangan kompetensi antarbudaya dan keterampilan komunikasi dalam lingkungan multinasional bagi tenaga kerja Indonesia.
PEMBERDAYAAN UMKM DAN EKONOMI LOKAL
Kemenangan Trump bisa memperlambat ekonomi global, yang berarti Indonesia perlu memperkuat sektor UMKM sebagai fondasi ekonomi domestik.
Menurut pakar SDM dan kewirausahaan, membangun daya tahan ekonomi lokal dimulai dari pemberdayaan UMKM yang dilengkapi dengan keterampilan kewirausahaan, manajerial, dan pemasaran digital.
Dalam konteks ini, kabinet besar dapat memanfaatkan kolaborasi antara Kementerian Koperasi dan UMKM, Kementerian Perindustrian, dan Kementerian Keuangan untuk mendukung UMKM dalam mengatasi tantangan ekonomi.
Dalam kajian psikologi kewirausahaan, penting untuk memberikan pelatihan yang berfokus pada resiliensi atau ketahanan psikologis bagi pengusaha UMKM agar mereka dapat bertahan dan berkembang di tengah ketidakpastian.
Kabinet ini harus mampu mendukung pengembangan keterampilan yang tidak hanya teknis, tetapi juga psikologis, untuk memperkuat daya tahan UMKM di tengah situasi ekonomi yang sulit.