HARIAN DISWAY - Kementerian Pertanian (Kementan) membuka pendaftaran untuk program Petani Milenial 2024.
Program itu mengajak generasi muda Indonesia terlibat aktif dalam pertanian, guna mencapai swasembada pangan. Seperti yang diharapkan oleh Presiden Prabowo Subianto.
Program tersebut menjadi perbincangan di media sosial. Karena pemerintah menawarkan peluang bagi anak muda untuk serius mengelola sektor pertanian melalui "Petani Milenial 2024."
Petani Milenial kali pertama diperkenalkan oleh Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman. Ia menjelaskan bahwa inisiatif itu bertujuan untuk melakukan regenerasi di sektor pertanian.
BACA JUGA:Cara Daftar Petani Milenial 2024 Beserta Syarat Lengkapnya
BACA JUGA:Prabowo Resmi Hapus Utang Macet Para Petani, Nelayan, hingga UMKM
"Petani Milenial diharapkan mampu menjaring generasi muda, sehingga mereka bisa langsung terjun ke bidang pertanian," ungkap Amran dalam pernyataannya.
Ini gaji Petani Milenial 2024, bisa dapat Rp 10 juta per bulan. Foto: Mentan Andi Amran Sulaiman mendampingi Presiden Prabowo Subainto meninjau sawah di Merauke, Papua. -X Kementan-
"Kami juga berharap program ini menambah minat masyarakat di sektor yang sering kali kurang diminati. Padahal esensial bagi ketahanan pangan nasional," lanjutnya.
Salah satu daya tarik program itu adalah jaminan pendapatan yang menjanjikan. Potensi penghasilannya mencapai Rp 10 juta per bulan. Menurut Amran, itu bukan "gaji dari pemerintah," tetapi proyeksi hasil panen yang diperoleh.
"Pendapatan tinggi, di atas gaji kalau kita jadi pegawai," jelas Amran. Ia menyoroti kesempatan ini sebagai alternatif penghasilan yang signifikan.
BACA JUGA:Diberdayakan BRI, Bisnis Petani Salak Kutambaru Meningkat Pesat!
BACA JUGA:Perpres Pemutihan Utang Petani dan Nelayan Akan Segera Ditandatangani
Sebagai bagian dari implementasi, Kementan menggandeng berbagai perguruan tinggi untuk mengembangkan keterampilan peserta. Kolaborasi dalam program itu diharapkan dapat membekali peserta dengan keterampilan modern dalam sistem pertanian.
Amran juga menjelaskan bahwa rencana membentuk kluster pertanian berteknologi tinggi ini setara dengan negara-negara maju, yang akan memanfaatkan perangkat seperti traktor dan drone dalam seluruh proses dari hulu ke hilir.