5.383 Siswa Terpaksa Belajar Darurat Imbas Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki

Rabu 13-11-2024,13:40 WIB
Reporter : Roisatun Nadhiroh*
Editor : Mohamad Nur Khotib

HARIAN DISWAY - Ribuan siswa kini harus terpaksa belajar darurat karena terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki -Laki, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur.

Sebanyak 66 satuan pendidikan di kecamatan Wulanggitang dan Ile Bura terdampak. Gedung dan juga saran pendidikan di antaranya pun ikut mengalami kerusakan.

Pendataan terkait dengan kerusakan ini masih terus dilakukan hingga saat ini. Terdapat juga 11 satuan pendidikan yang ada di kecamatan Titehena juga digunakan sebagai lokasi pengungsian bagi masyarakat yang terdampak.

BACA JUGA:Pengungsi Gunung Lewotobi Laki-Laki Terus Bertambah, BNPB Siapkan Titik Pengungsian Baru

BACA JUGA:Foto-Foto Terbaru Penampakan Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki, Pemerintah Imbau Warga Bertahan di Pengungsian

Akibatnya, proses belajar mengajar di sekolah yang meliputi 458 guru, dan 5.383 siswa tersebut terganggu, dan tidak berjalan seperti seharusnya.

Oleh karena itu, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) ikut turun tangan untuk memastikan siswa yang terdampak masih bisa mendapatkan akses pendidikan.

“Kemendikdasmen berkomitmen untuk memastikan anak-anak yang terdampak bencana tetap mendapatkan akses pendidikan, walaupun dalam situasi darurat. Kami berupaya menghadirkan pembelajaran yang aman melalui fasilitas darurat serta dukungan psikososial,” ujar Sekretaris Jenderal Kemendikdasmen Suharti di Jakarta, Selasa, 12 November 2024.

BACA JUGA:Abu Vulkanik Gunung Lewotobi Ganggu Penerbangan, Berikut Daftar Bandara Yang Masih Beroperasi

BACA JUGA:Pengungsi Gunung Lewotobi Laki-Laki Terus Bertambah, BNPB Siapkan Titik Pengungsian Baru

Dalam masalah ini, pihaknya mengkoordinasikan layanan pendidikan darurat di beberapa titik pengungsian bersama pemerintah setempat.

Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Flores Timur, juga ikut menyelenggrakan pembelajaran darurat di 8 lokasi pengungsian secara bertahap muali tanggal 9 November 2024.

Terkait lebih lanjut, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Kementerian Sosial ikut menyediakan tiga tenda untuk digunakan sebagai kelas darurat. 

“Kami akan melakukan pendampingan penyelenggaraan pendidikan dalam situasi darurat ini melalui Balai Penjaminan Mutu Pendidikan Provinsi NTT, Balai Guru Penggerak Provinsi NTT, dan Seknas Satuan Pendidikan Aman Bencana,” lanjut Suharti.

Selain itu, pihaknya juga menyiapkan dukungan pendidikan kepada korban yang terdampak, yaitu 15 unittenda ruang kelas darurat dan fasilitas belajar, 1570 paket perlengkapan belajar, paket masker dan family kit, 3.464 eksemplar buku bacaan non teks pelajaran, serta bantuan dana.

Kategori :