Kilas Balik Tragedi Semanggi I 13 November 1998

Rabu 13-11-2024,12:31 WIB
Reporter : Jessica Laurent
Editor : Salman Muhiddin

HARIAN DISWAY - Pada tanggal 13 November, Indonesia memiliki sejarah kelam di tahun 1998. Peristiwa tersebut dikenal sebagai Tragedi Semanggi I.

Bagi sebagian orang, tanggal 13 November mungkin hanyalah hari biasa. Namun, bagi banyak kalangan di Indonesia, tanggal ini menyimpan memori tentang Tragedi Semanggi I.

Peristiwa yang tercatat dalam sejarah ini meninggalkan luka mendalam bagi masyarakat, khususnya mereka yang menyaksikan atau terlibat langsung dalam aksi demonstrasi pada masa itu.

BACA JUGA:Mahfud Md Koreksi Pernyataan Yusril Ihza Mahendra, Tegaskan Tragedi 1998 sebagai Pelanggaran HAM Berat

Latar Belakang Tragedi Semanggi I

Tragedi ini terjadi di tengah masa transisi pemerintahan pasca-lengsernya Presiden Soeharto, yang digantikan oleh Bacharuddin Jusuf (BJ) Habibie pada 21 Mei 1998. Saat itu, masyarakat sangat kritis dalam mengawal proses transisi ini.

Meskipun Habibie telah menyusun Kabinet Reformasi Pembangunan dengan melibatkan beberapa menteri dari luar Partai Golkar, banyak kalangan tetap menilai kepemimpinannya sebagai perpanjangan dari Orde Baru.

Sidang Istimewa MPR pada 11-13 November 1998 menjadi salah satu titik krusial, yang bertujuan untuk mempersiapkan Pemilu mendatang.

Namun, mahasiswa dan masyarakat memandang Sidang Istimewa ini dengan kecurigaan. Mereka menganggap para anggota DPR dan MPR masih sarat kepentingan Orde Baru, serta menuntut pemisahan militer dari dunia politik.

BACA JUGA:Belum Terungkap, Ini Kilas Balik Tragedi Trisakti 12 Mei 1998

Puncak Tragedi Semanggi I

Pada 12 November 1998, ketegangan meningkat ketika ribuan mahasiswa bergerak dari Semanggi, Slipi, dan Kuningan menuju gedung DPR/MPR.

Namun, akses menuju gedung parlemen tertutup rapat oleh penjagaan aparat keamanan. Bahkan, menurut Ian Wilson dalam publikasinya di National Library of Australia, sekitar 30 ribu warga sipil digerakkan tentara untuk memperketat penjagaan di sekitar gedung DPR/MPR.

Bentrok pun terjadi pada malam harinya di kawasan Slipi dan Jalan Sudirman. Puluhan mahasiswa terluka, sebagian besar dievakuasi ke Universitas Atma Jaya untuk mendapat perawatan.

Seorang pelajar bernama Lukman Firdaus yang terluka parah akhirnya meninggal dunia beberapa hari setelahnya. 

Kategori :