HARIAN DISWAY - Alpine F1 terus berbenah untuk meningkatkan daya saing mereka di lintasan. Setelah hampir seluruh tim seniornya hengkang, kini tim asal Prancis ini memasuki era baru dengan kolaborasi besar bersama Mercedes.
Tak hanya mengandalkan struktur kepemimpinan baru, Alpine juga akan menggunakan unit tenaga dan gearbox Mercedes mulai 2026.
Sementara itu, di bawah arahan CEO Renault Group Luca de Meo, langkah-langkah besar dalam manajemen dan teknis ini diharapkan mampu membawa Alpine kembali bersaing di puncak F1.
CEO Renault Group, Luca de Meo, memulai perombakan pada tahun lalu untuk menjadikan tim Alpine F1 lebih kompetitif. Perubahan ini menyebabkan hampir semua personel senior meninggalkan tim.
Sebagai gantinya, Alpine kini memiliki tim kepemimpinan baru dengan Flavio Briatore kembali sebagai Penasihat Eksekutif, salah satu pendiri "Hitech," Oli Oakes, sebagai Kepala Tim, dan David Sanchez, mantan teknisi Ferrari dan McLaren, sebagai Direktur Teknis Eksekutif.
BACA JUGA:Grand Prix Monaco Perpanjang Kontrak F1, Balapan Jalanan Dunia Terus Berpacu
BACA JUGA:Kick Sauber Rekrut Bortoletto, Bottas dan Zhou Siapkan Rencana Baru
De Meo juga memerintahkan tinjauan ulang operasi F1 Alpine, termasuk evaluasi menyeluruh terhadap divisi mesin mereka yang berbasis di Viry, Prancis, dan akhirnya memutuskan untuk menutup program pengembangan unit tenaga yang telah berjalan sejak 1976.
Unit tenaga Alpine dikenal sebagai yang paling tidak kompetitif dalam beberapa tahun terakhir. Di beberapa sirkuit, perbedaan performa ini menyebabkan mereka kehilangan banyak waktu, yang menjadi hambatan besar dalam kompetisi F1 modern yang ketat.
Sebagai langkah maju, Alpine mengumumkan kesepakatan kerja sama multi-tahun dengan Mercedes untuk menggunakan unit tenaga pabrikan Jerman tersebut mulai 2026 hingga setidaknya 2030.
Kesepakatan ini juga mencakup pasokan gearbox Mercedes mulai 2026, meskipun beberapa sumber mengatakan bahwa Alpine berencana untuk memproduksi gearbox sendiri di pabrik Enstone mulai 2027.
Bulan lalu, Alpine mengonfirmasi bahwa mereka akan menutup program pengembangan mesin mereka setelah musim depan, sebagai bagian dari proyek transformasi ‘Hypertech’. Alpine sempat berdiskusi dengan beberapa produsen lain untuk pasokan mesin pelanggan, tetapi Mercedes muncul sebagai pilihan utama.
BACA JUGA:Dari P17 ke P1, Kemenangan Epik Max Verstappen di GP Sao Paulo
BACA JUGA:Carlos Sainz Menang di GP Meksiko, Ungguli Lando Norris dan Charles Leclerc
Alpine akan terus memproduksi unit tenaga mereka sendiri hingga akhir musim 2025 sebelum beralih ke regulasi baru pada 2026, di mana aturan baru akan lebih berfokus pada baterai dan penggunaan bahan bakar berkelanjutan.