Berkat Program Pemberdayaan BRI Klasterku Hidupku, Petani Ini Berhasil Kembangkan Budidaya Alpukat

Kamis 21-11-2024,19:35 WIB
Reporter : Felicia Riyanto*
Editor : Heti Palestina Yunani

HARIAN DISWAY - Pemerintah terus mendorong para pelaku usaha di Indonesia untuk memperkuat sektor pertanian sehingga menjadi pondasi bagi pembangunan negara.

Selaras dengan hal tersebut, PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk berkomitmen untuk terus memberdayakan pelaku Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah (UMKM) di sektor pertanian melalui Program Klasterku Hidupku. 

Salah satu cerita menarik pun datang dari Klaster Usaha binaan BRI, yakni Pusbikat Ungaran yang merupakan klaster budidaya buah alpukat.

Ketua Klaster Pusbikat Agus Riyadi mengungkapkan bahwa nama Pusbikat merupakan singkatan dari Pusat Pemasaran dan Edukasi Budidaya Alpukat (Pusbikat) di Desa Baran Gembongan, Semarang.

BACA JUGA: Keunggulan BRImo, Transaksi Aman dan Praktis untuk Era Digital Modern

BACA JUGA: Keuntungan Membeli Tiket Pesawat di BRImo, Praktis dan Hemat

”Pusbikat ini awalnya hanya mencakup satu wilayah, satu RT di satu lingkungan. Tapi kemudian berkembang menjadi satu kampung,” ujarnya saat mengikuti Bazaar Klasterku Hidupku di Taman BRI pada 15 November 2024 lalu.
Berkat program pemberdayaan BRI Klasterku Hidupku, petani ini berhasil mengembangkan budidaya alpukat. --BRI

Di wilayahnya sendiri, Desa Baran Gembongan, Kelurahan Baran, Kecamatan Ambarawa terdapat 20 petani alpukat. Para petani tersebut terkenal mampu menghasilkan alpukat unggulan lokal yang dikenal dengan kualitasnya yang tinggi.

Buah alpukat dari daerah ini memiliki tekstur daging yang lembut, rasa yang gurih, dan kandungan gizi yang tinggi. Agus bercerita, pada mulanya pada 2011 ia hanya menanam dua pohon alpukat yang digarap dan diberdayakan sendiri.

BACA JUGA: Cerita Sukses Pelaku Usaha Berkembang Bersama Rumah BUMN Binaan BRI

Ketika pada akhirnya berhasil panen, orang-orang di sekitarnya tertarik untuk menjadi petani alpukat pula. Agus berperen meningkatkan kesadaran masyarakat tentang manfaat alpukat.

Serta menyediakan informasi seputar budidaya dan perawatan tanaman. Dengan keberadaan Pusbikat, Desa Baran Gembongan diharapkan bisa menjadikan alpukat sebagai ikon desa yang berdaya saing tinggi dan diminati masyarakat luas.

Kisahnya dengan BRI sendiri dimulai pada 2020 saat ia mengakses permodalan Kredit Usaha Rakyat (KUR). Modal tersebut ia gunakan untuk memperluas usaha dan mengembangkan penanaman alpukatnya.
Dengan harga jual rata-rata Rp 30 ribu sampai Rp 40 ribu per kilogram, apabila sedang bagus hasil panen alpukat bisa berlimpah mencapai 1-2 ton per hari. --BRI

BACA JUGA: BRI UMKM Expo(RT) 2025, Peluang Emas Bagi UMKM Indonesia

Agus pun belajar dari nol, mulai menyiapkan biji, bibit, penanaman, perawatan, hingga pemasaran.  Hasilnya, budidaya pohon alpukatnya bisa menghasilkan produk panen berlimpah, meskipun hasil panen tidak selalu dapat diprediksi.

Kategori :