"Itu juga terjadi pada saya, orang tua dan saya belum pernah sekalipun belajar bahasa Jawa atau Indonesia. Sedangkan kakek dan nenek saya saat mendengar Surabaya, mereka langsung bernostalgia saat muda," ungkapnya. Enny pun mendapatkan beberapa fakta dari risetnya bahwa peranakan Tionghoa-Pribumi.
Dalam risetnya, keduanya menemukan sebuah nisan pelaku teater legendaris yang bernama Miss Ribut. Mereka menggali sosok itu dan fakta-fakta lainnya. Kemudian menggubahnya menjadi rangkaian alur kisah dalam buku In Between & Di Antara.
Setelah diskusi, mereka berpentas. Robin membaca dua puisi dari buku Handbook for the Displaced: My Blood dan Archipelago. Sedang Enny membaca penggalan cerita Sepucuk Surat untuk Hindia Belanda, yang mengisahkan seorang peranakan Tionghoa yang menyelundupkan opium ke Surabaya.(*)