Situasi politik Filipina memanas. Wakil Presiden Sara Duterte mengancam akan membunuh Presiden Ferdinand ’’Bongbong” Marcos Jr. Sara sendiri merasa akan dihabisi oleh Marcos.
---
SITUASI konferensi pers, Jumat tengah malam, 22 November 2024, itu memang sangat panas. Wakil Presiden Sara Duterte bicara blak-blakan. Perempuan kelahiran 31 Mei 1978 itu mengaku nyawanya terancam. Tak main-main, yang mengancam adalah Presiden Bongbong Marcos.
’’Saya sudah bilang ke tim keamanan saya. Jika saya tewas, bunuhlah BBM (julukan Marcos, Red), Liza Araneta (ibu negara, Red), dan Martin Romualdez (sepupu presiden, Red). Ini tidak bercanda. Saya bilang, kalau saya tewas, jangan berhenti sampai mereka semua juga mampus!’’ ucap anak mantan presiden Rodrigo Duterte tersebut.
Tetapi, jumpa pers yang emosional itu ternyata menjadi bumerang. Beberapa jam kemudian, pemerintah langsung bereaksi. ’’Ancaman nyata pada presiden harus ditindaklanjuti secara serius. Apalagi, ini ancaman terbuka di depan publik,’’ bunyi pernyataan resmi Kantor Humas Kepresidenan Filipina.
BACA JUGA:Urung Dihukum Mati, Perempuan Filipina Dipulangkan, Tetap Jadi Narapidana
BACA JUGA:Filipina Bersiap Sambut Topan Superbesar
Senin, 25 November 2024, Departemen Kehakiman Filipina juga bertindak. Mereka memberikan waktu lima hari kepada Duterte untuk merespons panggilan pengadilan.
PRESIDEN Ferdinand Marcos didampingi Wakil Presiden Sara Duterte (bermasker) di Filipina, 25 Juli 2025.-AARON FAVILA-AFP-
"Pemerintah sedang mengambil langkah untuk melindungi presiden yang telah dipilih secara sah," kata Wakil Menteri Kehakiman Jesse Andres kepada wartawan, sebagaimana dikutip Agence France-Presse.
’’Rencana pembunuhan yang dinyatakan secara terbuka—apalagi terhadap presiden—akan menghadapi konsekuensi hukum,’’ tambah Andres.
"Wakil presiden tidak kebal dari tuntutan hukum. Dia dapat menjadi subjek kasus pidana atau administratif apa pun," kata Andres. Kementeriannya juga sedang memburu ’’pembunuh’’ yang dipekerjakan oleh Duterte.
Beberapa jam sebelumnya, dalam komentar publik pertamanya tentang masalah tersebut, Marcos berjanji untuk melawan. Ia akan melibas ancaman-ancaman yang dirasa mengganggu.
WAKIL PRESIDEN Sara Duterte menghadiri kampanye Gerakan Filipina Baru di Manila, 28 Januari 2024.-JAM STA ROSA-AFP-
"Upaya kriminal semacam itu tidak boleh dibiarkan tanpa perlawanan," kata Marcos, Senin, 25 November 2024. "Sebagai negara demokrasi, kita harus menegakkan hukum," tambah putra mantan diktator Ferdinand Marcos tersebut.