Aliansi Marcos-Duterte sejatinya tampil cukup kuat pada 2022. Pasangan tersebut menang telak. Dan secara konstitusional, Duterte akan menjadi presiden jika Marcos tidak dapat menyelesaikan masa jabatannya selama enam tahun.
Tetapi, bulan madu mereka sudah berakhir. Kebersamaannya runtuh menjelang pemilu paruh waktu tahun depan. Kedua belah pihak saling tuduh terkait penyalahgunaan narkoba.
BACA JUGA:Lima Badai Besar Datangi Filipina dalam Sebulan
Duterte pun sedang menghadapi penyelidikan di Dewan Perwakilan Rakyat yang dipimpin oleh Romualdez. Baik Romualdez maupun Duterte diperkirakan akan mencalonkan diri sebagai presiden pada 2028.
Duterte mengundurkan diri dari jabatan kabinetnya sebagai Menteri Pendidikan pada Juni 2024. Itulah saat-saat kritis hubungan Duterte-Marcos.
Sejatinya, keluarga Duterte dan Marcos adalah rival politik. Mereka sama-sama berasal dari wangsa politik yang kuat. Karena itu, Rodrigo Duterte sempat kecewa ketika Sara mau bergabung dengan Marcos sebagai wakil presiden.
RODRIGO DUTERTE, mantan presiden, ketika menghadiri sidang penyelidikan dugaan kriminalitas dalam penyidikan kasus narkoba di masa pemerintahannya. Sidang senat itu berlangsung pada Oktober 2024.-JAM STA ROSA-AFP-
Tetapi, pilihan itu memang harus diambil. Agar keluarga Duterte tetap bergabung dalam lingkaran kekuasaan Filipina. Agar mereka tidak benar-benar tersingkir dari kancah perpolitikan.
Selain Sara, Rodrigo juga menuduh Bongbong Marcos sebagai pecandu narkoba. Marcos tak tinggal diam. Presiden berusia 67 tahun itu balik menuding Rodrigo mengalami penurunan kesehatan mental. Penyebabnya: kecanduan fentanyl.
Tapi, dua petinggi itu hanya saling klaim. Tidak pernah benar-benar membuktikan tudingan. (*)