
SURABAYA, HARIAN DISWAY - Claude Sautet, sutradara asal Prancis yang sering dipandang sebagai "sang pengamat kehidupan," adalah seorang maestro yang jarang menjadi sorotan dalam diskusi sinema dunia.
Beberapa karya Sautet diputar dalam Festival Film Prancis yang digelar IFI Surabaya, sejak 22 November hingga 6 Desember 2024.
Meski ia bukan bagian dari gerakan Nouvelle Vague yang terkenal, Sautet tetap memiliki jejak kuat di dunia perfilman dengan fokus pada hubungan manusia yang rumit, penuh emosi, dan penuh dengan dilema kehidupan sehari-hari.
Lahir pada 1924, Claude Sautet memulai kariernya sebagai penulis skenario. Sebelum akhirnya mengarahkan film pertamanya, Classe Tous Risques (1960). Film itu mengangkat kisah kriminal yang gelap dan penuh dengan ketegangan, dibintangi Lino Ventura dan Jean-Paul Belmondo.
BACA JUGA:7 Fakta Menarik The Substance, Peraih Standing Ovation Terlama di Festival Film Cannes
Film The Things of Life karya Claude Sautet menjadi salah satu mahakaryanya. --Flicks
Namun, kesuksesan besar Sautet datang dari film besutannya berjudul The Things of Life (1970), yang membawanya masuk ke dunia drama penuh nuansa emosional.
Dalam film itu, ia menggambarkan perjalanan batin Pierre, yang menghadapi kematian setelah kecelakaan mobil, dengan narasi-narasi puitis dan penuh dengan filosofi kehidupan.
Film-film Sautet dikenal karena penekanan pada hal-hal kecil dalam kehidupan. Percakapan yang tampaknya sepele, momen hening yang penuh makna, dan hubungan antarmanusia yang kompleks.
Ia mahir dalam menggambarkan sisi lembut manusia. Kemudian memadukan kesederhanaan narasi dengan lapisan emosi yang dalam.
Roger Ebert pernah menyebut Sautet sebagai sutradara yang "menggarap film sebagaimana manusia hidup". Ia menghubungkan momen-momen kesalahan kecil yang ada dalam keseharian dengan kemenangan yang jarang diraih.
Claude Sautet membawakan kisah romansa yang kompleks di film César et Rosalie. --explicationdefilm
Sautet menjalin kolaborasi panjang dengan beberapa bintang besar Prancis, termasuk Yves Montand, Michel Piccoli, dan Romy Schneider. Romy Schneider menjadi muse-nya dalam lima film, termasuk César et Rosalie (1972), sebuah kisah cinta segitiga yang kompleks namun memikat.
Kolaborasi itu membuktikan betapa kuat hubungan antara Sautet dan para aktornya, menghasilkan karakter yang mendalam dan relatable. Meskipun tidak sepopuler sutradara Prancis lainnya seperti François Truffaut atau Jean-Luc Godard, karya Sautet tetap dihargai di kalangan kritikus dan pecinta film.