KOMISI PEMILIHAN UKUM (KPU) RI kembali menggelar program observasi pemilu. Pesertanya berbagai kalangan dari dalam dan luar negeri. Kali ini, kegiatan bertajuk Election Visit Program (EVP) 2024 tersebut dilangsungkan di Surabaya, 26 November 2024. Harian Disway menjadi salah satu partisipannya.
----
TPS 007 Kelurahan Genteng sedang bersolek. Cukup heroik. Nuansa merah putih terasa. Ada gambar para pahlawan yang ditempel di dinding TPS. Ada Dr Wahidin Sudirohusodo, Bung Hatta, H.O.S. Tjokroaminoto, atau Bung Karno.
’’Kan coblosannya pas November. Hari Pahlawan,’’ ucap Dwi Yanti, anggota KPPS, Selasa, 26 November 2024. Perempuan 35 tahun itu sedang menghadap meja kayu. Di hadapannyi terletak berkas-berkas. Daftar nama pemilih.
Tetapi, bukan nuansa patriotisme tersebut yang menarik atensi Shakir Mahmood Bandar, kepala delegasi Organization of Islamic Cooperation (OIC). Bukan pula arsitektur joglo yang njawani pada Balai Budaya Cak Markeso, Kampung Ketandan, TPS itu.
WAKIL DUBES Swedia Gustaf Dahlin berdiskusi di TPS 07 Kelurahan Genteng, Ketandan.-Angelita Ariko Pinkan-
Pria asal Iraq itu justru penasaran dengan jumlah calon pemilih yang harus dilayani oleh Yanti dan kawan-kawan. Bandar seketika kaget saat tahu bahwa jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) di TPS tersebut yang mencapai 568 orang. Dan itu harus dilayani dalam waktu sekitar enam jam. Pukul 07.00-13.00.
’’Memang waktunya cukup?’’ tanya Bandar. Ia lantas menghitung. Pakai kalkulator. Dan hasilnya, tiap orang akan menjalani coblosan selama 1,5 menit.
’’Cukup, kok. Kan tiap orang hanya dapat dua kertas suara,’’ jawab Yanti.
Bandar masih tidak percaya. Ia membayangkan, 1,5 menit itu dihitung mulai satu orang masuk ke TPS sampai keluar lagi.
BACA JUGA:Tia Rahmania Gugat Balik PDIP hingga KPU RI setelah Dibatalkan Jadi Anggota DPR
BACA JUGA:KMPKP Minta DKPP Pecat Tiga Komisioner KPU RI
Nah, yang belum dia bayangkan adalah coblosan itu akan berlangsung secara simultan. Beberapa orang bisa dilayani berbarengan. Karena bilik suara pasti lebih dari satu. Dan prosesnya akan mengalir. Saat satu orang sudah masuk ke bilik suara, pendaftaran dan pemanggilan antrean terus berjalan. Begitu terus.
’’Ya sudah kalau cukup. Tapi, Anda dapat pelatihan sebelumnya, kan?’’ telisik Bandar.
Yanti mengangguk. ’’Februari kemarin (pemilihan presiden, Red), kami sudah bertugas. Ada beberapa pelatihan juga dari kelurahan,’’ jawab perempuan yang kemarin mengenakan kebaya kelabu tersebut.