PENGGUNAAN kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) merupakan salah satu alternatif perbaikan mutu dan akses pelayanan kesehatan. Penggunaan AI sesuai Perpres 95/2018 tentang Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE). Tujuannya, mewujudkan tata kelola layanan kesehatan lebih efektif.
Dengan menggunakan AI, pemerintah dapat mengintegrasikan sistem pelayanan publik sehingga lebih mudah diakses masyarakat. Hingga kini, kemudahan akses pelayanan kesehatan merupakan masalah bagi masyarakat, khususnya bagi yang tinggal jauh dari pusat pemerintahan.
Sebagai contoh, warga masyarakat di pulau terluar sangat sulit menjangkau pelayanan kesehatan. Warga Pulau Reni, Distrik Ayau, Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat, misalnya, belum mendapat pelayanan secara layak. Jika sakit, warga Pulau Reni harus dibawa ke Sorong.
Setidaknya ada dua faktor pemicu keterbatasan pelayanan kesehatan.
Pertama, faktor fasilitas fisik berupa keterbatasan atau ketiadaan unit pelayanan beserta sarana dan prasarana penunjang.
Kedua, faktor keterbatasan tenaga kesehatan (nakes).
AI sangat potensial digunakan mengatasi keterbatasan fasilitas fisik dan jumlah nakes. Jumlah nakes terbatas diatasi dengan tele-medicine berbasis AI.
BACA JUGA:Pendekatan Kepulauan Diterapkan Anies untuk Hadirkan Pemerataan Pelayanan Kesehatan yang Berkeadilan
Substitusi tugas personel oleh AI memungkinkan warga memperoleh pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan.
Pemerintah dapat memperluas jangkauan pelayanan kesehatan dengan memanfaatkan pelbagai jenis teknologi berbasis AI. Para ahli telah mengembangkan pemanfaatan teknologi AI sebagai sarana untuk meningkatkan pelayanan kesehatan di pelbagai negara.
Di Amerika Serikat (AS), misalnya, teknologi AI digunakan sebagai sistem yang mampu mempelajari dan mengidentifikasi suatu penyakit secara ilmiah. Melalui teknologi AI, para dokter memperoleh informasi hasil diagnosis pasien lebih akurat karena pemrosesan data lebih cepat.
Pada masa pandemi silam, pemerintah AS menggunakan AI untuk melacak dan menangani penderita akibat infeksi virus korona. Pengembangan teknologi AI efektif menangani sebaran virus.
Pandemi Covid-19 sebagai momentum AS melakukan transformasi pelayanan digital.