ANTARA humor dan insult, ’umpatan’, sering beda tipis. Sebelas dua belas, kata anak milenial. Ada humor yang gelap atau dark humor, ada pula humor sarkasme yang menggunakan ungkapan kasar untuk mengejek atau menyindir.
Kalau seseorang mengatakan Anda goblok di depan ribuan orang. Kemudian, ia tertawa terbahak-bahak. Sementara Anda berdiri ”dumbstruck”, tertegun, tercenung, berdiri mematung, tidak bisa bicara. Apakah itu humor? Apakah itu hinaan?
Miftah Maulana Habiburrahman, 43 tahun, lebih dikenal sebagai Gus Miftah, menjadi sorotan nasional –bahkan internasional– gegara tidak bisa membedakan humor dengan insult. Miftah menyebut Sunhaji sang pedagang es teh sebagai ”goblok”, dan hal itu jelas sulit dikategorikan sebagai humor.
BACA JUGA:Prabowo Respons Pengunduran Diri Miftah sebagai Utusan Khususnya
BACA JUGA:Begini Alasan Miftah Undur Diri dari Jabatan Utusan Khusus Presiden
Meskipun, ketika itu banyak orang yang ikut tertawa terkekeh-kekeh. Meskipun, ketika itu Miftah tertawa puas. Tapi, publik menganggap umpatan tersebut sudah keterlaluan. Yang terjadi kemudian hujatan nasional terhadap Miftah. Sebaliknya, simpati dan donasi nasional mengalir kepada Sunhaji.
Antara fame (kesohoran) dan disgrace (aib) hanya terpisah tipis. Miftah mendapatkan kesohoran dalam waktu singkat. Namun, dalam waktu singkat pula, ia mengalami disgrace, kehilangan resputasi karena tindakan yang tercela.
Ia punya jabatan mentereng sebagai utusan khusus presiden bidang kerukunan beragama. Jabatan setingkat menteri. Belum pernah ada jabatan semacam itu dalam sejarah pemerintahan di Indonesia. Presiden Prabowo –yang suka bagi-bagi jabatan– memberikan jabatan itu sebagai reward, ’ganjaran’, kepada Miftah yang dianggap berjasa dalam kemenangan Prabowo.
BACA JUGA:Gus Miftah Mundur dari Jabatan Utusan Khusus Presiden
BACA JUGA:Willie Salim Donasi Rp 100 Juta untuk Penjual Es Teh Viral yang Dihina Gus Miftah
Sebelum menjadi utusan khusus presiden, Miftah sudah menjadi utusan khusus selama kampanye. Tugasnya keliling ke seluruh pesantren untuk menemui para kiai sambil berkampanye supaya para kiai memilih Prabowo.
Dalam proses itu, Miftah juga bagi-bagi duit. Hal tersebut tertangkap kamera saat Miftah berkunjung ke Pamekasan. Terlihat ia membagi-bagikan uang kepada kerumunan orang. Ketika itu ia diduga melakukan money politics untuk mencari dukungan buat Prabowo.
Miftah membantah. Kabar lain menyebutkan Miftah juga suka membagi-bagikan ”bisyaroh” kepada para kiai dalam jumlah besar. Kabar tersebut juga dibantah.
BACA JUGA:Gerindra Bakal Temui Penjual Es Teh yang Diolok Gus Miftah
BACA JUGA:Kena Tegur Mayor Teddy, Gus Miftah Minta Maaf ke Pedagang Es Teh