Pembangunan Jalan Lingkar Luar Barat (JLLB) di Surabaya Barat diklaim bukan sekadar proyek infrastruktur. Tetapi merupakan jembatan menuju masa depan yang lebih cerah bagi perkembangan properti di kawasan tersebut. Karena, dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi Surabaya.
KEPALA Bidang Jalan dan Jembatan Dinas Sumber Daya Air Bina Marga (DSDABM) Kota Surabaya Adhi Gunita mengatakan, tujuan utama pembangunan JLLB adalah untuk meningkatkan konektivitas jalan di Kota Pahlawan.
“JLLB ini akan terhubung dengan Pelabuhan Teluk Lamong. Sehingga memperlancar arus distribusi barang dan jasa," kata Adhi, kepada Harian Disway, Senin, 9 Desember 2024.
Dengan koneksi langsung dari jalan tol menuju pelabuhan, proses pengiriman barang akan menjadi lebih efisien. "Bayangkan saja, dengan JLLB, pengiriman barang dari Surabaya ke Mojokerto via tol bisa langsung menuju Teluk Lamong tanpa hambatan," tambah Adhi.
BACA JUGA:Proyek Pembangunan JLLB Perkuat Infrastruktur dan Pertumbuhan Ekonomi Surabaya Barat
BACA JUGA:Proyek JLLB Diambil Alih Kementerian PUPR, Pemkot Surabaya Diminta Bebaskan Lahan
Selain itu, JLLB juga berfungsi sebagai arteri sekunder yang menghubungkan jalan-jalan radial road, sehingga dapat mencegah kemacetan dan meningkatkan aksesibilitas di kawasan tersebut.
Pembangunan JLLB saat ini sedang berjalan. Fokusnya adalah penyelesaian segmen yang menghubungkan Jalan Raya Sememi ke Jalan tol Romo Kalisari 2 dan flyover Pelindo. "Kami menargetkan penyelesaian 1,9 kilometer segmen itu dalam waktu dekat," ungkap Adhi.
Namun, pembangunan tersebut tidak lepas dari tantangan. Terutama dalam hal pendanaan. Untuk mendanai proyek yang masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) tersebut, Pemkot Surabaya memiliki beberapa alternatif. Termasuk menggunakan APBD dan kemungkinan pinjaman dari Kementerian Keuangan.
Dari sisi dampak ekonomi, Adhi optimis bahwa ke depan pembangunan JLLB akan memicu pertumbuhan, terutama sektor properti di Surabaya Barat. "Ketika jalan ini dibuka, perkembangan permukiman dan properti akan mengikuti," tuturnya.
Suasana proyek pembangunan JLLB yang melewati rel kereta api di kawasan Sememi, Surabaya.-Moch Sahirol Layeli-
Pembangunan JLLB tersebut, kata Adhi, juga telah mendapat respons positif dari pengembang properti di kawasan tersebut. "Mereka melihat itu sebagai kesempatan untuk mendongkrak nilai jual properti mereka," tambahnya.
Namun, tantangan tetap ada. Terutama dalam pengadaan tanah untuk proyek tersebut. Adhi mengakui, biaya pembebasan tanah bisa sangat besar. Harga tanah juga terus meningkat seiring waktu. Meskipun demikian, dampak positif dari pembangunan JLLB terhadap nilai properti di sekitarnya diharapkan akan signifikan.
"Ketika jalan ini terbuka, nilai tanah akan melonjak, dan itu baik untuk semua pihak," ujarnya.
--