Ketua Kelompok Tani Berkah Tani Nyawiji Tresnowiroso menyampaikan rasa syukur saat menerima alat tersebut.
“Ini mengubah segalanya,” ujarnya. Bahkan, Kepala Desa Sumberdem, Purwati, mengaku optimistis teknologi itu bisa menjadi langkah besar untuk memajukan potensi desa mereka.
Penyerahan alat itu disaksikan sejumlah pihak, termasuk Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Malang serta Wakil Rektor Bidang Sumber Daya PCU.
Kolaborasi antara komunitas lokal, akademisi, dan lembaga internasional seperti British Council menunjukkan bagaimana inovasi dapat menjembatani kebutuhan masyarakat dengan solusi modern.
“Proyek ini bukan hanya soal mesin,” tambah Iwan. “Kami ingin memberikan pendidikan kepada petani, membantu mereka memahami pentingnya proses pascapanen untuk meningkatkan nilai produk mereka.”
BACA JUGA:Batik Cap Dolly, Warga Eks Lokalisasi Berkolaborasi dengan PCU, Kreasikan Batik Ramah Lingkungan
BACA JUGA:Innofashion Show 6 Evolve, Cara PCU Membangun Personal Branding di Dunia Fashion
Pihak PCU bersama petani kopi Desa Sumberdem. --Humas PCU
Proyek yang diberi nama Improving the Quality of Coffee Beans by Providing Sustainable Postharvest Machines for Coffee Farmer Groups in Sumberdem Village, Malang District itu membawa harapan baru bagi Sumberdem.
Dengan teknologi, efisiensi dapat meningkat. Kualitas kopi lokal terjaga dan harga jual dapat menjadi lebih baik.
Dalam jangka panjang, semua itu diharapkan dapat menginspirasi komunitas lain untuk menerapkan pendekatan serupa.
Ketika coffee shop semakin menjamur, cerita dari Desa Sumberdem itu mengingatkan kita bahwa secangkir kopi yang nikmat tidak hanya soal rasa. Tetapi juga perjalanan panjang di baliknya. Bagi petani kopi di Sumberdem, itu adalah awal dari masa depan yang lebih cerah. (*)