SURABAYA, HARIAN DISWAY - Desa Sumberdem, Malang, kini memiliki teknologi pengolahan kopi yang diciptakan oleh tim dosen Petra Christian University (PCU).
Sabtu, 7 Desember 2024, mesin pulper bertenaga surya, pengering solar dome, dan panel surya diserahkan kepada kelompok tani Berkah Tani Nyawiji.
Langkah itu, kata Iwan Halim Sahputra, ketua tim hibah dari British Council, adalah usaha memadukan teknologi dan keberlanjutan demi meningkatkan kualitas hidup petani kopi.
Ceritanya sederhana tapi pelik. Selama ini, petani di Sumberdem hanya memiliki satu mesin pulper diesel dengan kapasitas kecil.
Setelah kulit kopi dikupas, pemisahan biji dan kulit masih dilakukan manual—proses melelahkan dan tidak efisien.
“Belum lagi, pengeringannya hanya diletakkan di tanah,” jelas Iwan, salah seorang petani. “Hasilnya rentan lembab, tercemar benda asing, dan nilai jualnya rendah," tambahnya.
BACA JUGA:SmartFesTI PCU Pamerkan Karya Technopreneur Mahasiswa Berbasis Teknologi
BACA JUGA:Siminvestival di PCU, Belajar Investasi dari Lo Kheng Hong dan Triwira Tjandra
Penyerahan mesin pulper bertenaga surya dari PCU ke Petani Desa Sumberdem. --Humas PCU
Proyek yang dimulai sejak Maret itu membidik masalah mendasar tersebut. Tiga dosen lintas bidang: Teknik Industri, Teknik Elektro, dan Teknik Mesin, bergotong-royong menciptakan solusi berkelanjutan.
Teknologi yang diserahkan terdiri dari mesin pulper tenaga surya untuk pengupasan kulit, solar dome dryer untuk pengeringan biji, dan panel surya sebagai sumber energi ramah lingkungan.
Hasilnya, Mesin pulper mampu memproses hingga 140 kilogram kopi per jam. Jauh lebih efisien dibandingkan metode lama yang hanya menghasilkan 35 kilogram per jam.
Biaya tenaga kerja pun turun drastis, dari Rp 25.000 per jam menjadi Rp 12.000. Tak hanya itu, pengeringan biji kopi yang biasanya memakan waktu 14-16 hari, kini hanya membutuhkan enam hari.
BACA JUGA:Lepas Penat Setelah UTS, PCU Gelar Workshop Menghias Korean Bento Cake