Guiding Block Terabaikan, Bukti Belum Ramah Difabel (2-Habis): Kopeka Sering Kritik, DKRTH Janji Perbaiki

Sabtu 21-12-2024,09:48 WIB
Reporter : Jelita Sondang Samosir
Editor : Mohamad Nur Khotib

"Saya setiap mau makan siang selalu lewat trotoar ini. Dan jarang juga saya lihat tunanetra atau yang pakai tongkat lewat sini," ujar Budiono Galih, salah seorang pekerja toko di sana, kepada Harian Disway, Jumat, 20 Desember 2024.

Meski begitu, ia menilai bahwa trotoar di Kembang Jepun sudah mengalami peningkatan.

Apalagi bila dibandingkan sejak dirinya bekerja sebagai driver di toko tersebut pada 1991.

BACA JUGA:Kupas Tuntas Keresahan Pejalan Kaki yang Bisa Mengalami Cedera

Menurut kesaksiannya, dulu memang belum ada trotoar. Sekarang ada dan baru dilengkapi guiding block berwarna kuning tahun ini. 

"Sayang juga ya trotoar sudah sebagus ini, tapi banyak yang memarkir sepeda motor di trotoar. Sehingga pejalan kaki lainnya memilih berjalan di teras-teras toko," ucap lelaki berusia 59 tahun itu. 

Kondisi yang belum ideal itu dipantau oleh Koalisi Pejalan Kaki (Kopeka) Surabaya. Mereka memang bergerak di bidang edukasi dan advokasi keselamatan dan hak-hak pejalan kaki. 

BACA JUGA:Masjid Al Akbar Surabaya Penuh, Gubernur Khofifah pun Harus Jalan Kaki

Bahkan, sudah pernah menyurati dinas sumber daya air dan bina marga (DSDABM), dishub, hingga Komisi C DPRD Kota Surabaya.

Terutama terkait guiding block yang kurang merata dan diletakkan asal-asalan tersebut

"Belum ada yang menanggapi, tetapi selama ini mereka perlahan juga sudah mengganti model desain guiding block dengan warna kuning yang semula hitam, walau belum semua," jelas Koordinator Kopeka Surabaya Aditya Ikhsan saat dihubungi, kemarin.

Kepala Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH) Surabaya Anna Fajriatin mengatakan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan UPTD terkait untuk menindaklanjuti persoalan tersebut.

BACA JUGA:Yuk Jalan Kaki! 8 Ribu Langkah Bisa Kurangi Risiko Kematian Dini

Menurutnyi, selama ini Pemkot Surabaya sudah peduli dengan para penyandang difabel.

“Seperti dinsos yang telah memberikan tongkat sensor yang bisa menjadi penunjuk arah untuk teman-teman tunanetra," ucap Anna.

Dia pun menilai bahwa kurangnya guiding block sebagai penunjuk arah tidak menjadi hambatan aktivitas para penyandang difabel.

Kategori :