Doa Natal dari Bethlehem dan Gaza, Harapan di Tengah Perang

Rabu 25-12-2024,20:15 WIB
Reporter : Dave Yehosua
Editor : Salman Muhiddin

HARIAN DISWAY – Selasa itu 24 Desember 2024, suasana Natal di Gereja Kelahiran Yesus di Bethlehem terasa jauh dari meriah. Bukannya diiringi lampu gemerlap atau pohon Natal raksasa, perayaan umat Kristiani kali ini lebih banyak diisi doa.

Ya, saat ini mereka di tengah bayang-bayang perang yang tak kunjung usai.

Bethlehem, kota kecil di tepi barat yang sekarang diduduki Israel, kembali melewati Natal dengan hampa.

Tak ada dekorasi megah selama dua tahun berturut-turut. Hanya beberapa ratus umat yang hadir. Jumlahnya jauh lebih kecil dibandingkan ribuan peziarah yang biasanya memenuhi kota suci itu.

Perang antara Israel dan militan Palestina di Gaza terus berkecamuk. Menciptakan suasana muram di sudut kota. Namun di tengah keterbatasan, semangat Natal tetap berusaha dijaga di sana.

Di Manger Square, kelompok pramuka memecah keheningan pagi dengan parade sederhana. Salah satu spanduk mereka bertuliskan: "Anak-anak kami ingin bermain dan tertawa." Tanda bahwa mereka berharap perdamaian segera datang.

BACA JUGA:Pesan Natal Paus Fransiskus, Seruan Doa dan Harapan Damai bagi Dunia

BACA JUGA:Prabowo Temui Biden, Bahas Situasi Gaza hingga Penguatan Kerja Sama


Pandangan udara ini menunjukkan para perayaan yang membentangkan bendera Palestina raksasa saat mereka berkumpul di Manger Square, di luar Gereja Kelahiran Yesus di kota Bethlehem yang terletak di Tepi Barat yang diduduki, pada Malam Natal (menurut tradis--AFP

Walikota Bethlehem Anton Salman mengatakan bahwa perayaan kali ini lebih sederhana.

"Tahun ini kami membatasi kegembiraan," katanya. Doa dan misa tetap berlangsung, termasuk misa tengah malam yang terkenal, dipimpin Patriark Latin Pierbattista Pizzaballa.

Baru saja ia kembali dari Gaza, Pizzaballa menyampaikan pesan yang menohok.

"Saya melihat kehancuran, kemiskinan, dan bencana di sana. Tapi saya juga melihat kehidupan – mereka tidak menyerah. Maka Anda juga jangan menyerah," tegasnya.

Di Gaza, ratusan umat Kristiani berkumpul di Gereja Ortodoks Yunani Santo Porfirius.

Namun, suasananya sama saja. Pahit. "Natal ini membawa aroma kematian dan kehancuran," ujar George al-Sayegh, seorang jemaat yang telah berminggu-minggu mencari perlindungan di gereja itu.

Kategori :