Doa Natal dari Bethlehem dan Gaza, Harapan di Tengah Perang

Rabu 25-12-2024,20:15 WIB
Reporter : Dave Yehosua
Editor : Salman Muhiddin

Tak ada semangat perayaan, tak ada kepastian masa depan. "Kami bahkan tidak tahu siapa yang akan bertahan hingga Natal berikutnya," tambah George.

BACA JUGA:Gaza dalam Nestapa Kelaparan: Makan Daun hingga Kematian!

BACA JUGA:Serangan Israel Menewaskan 33 Orang di Kamp Pengungsi Jabalia, Gaza


Foto yang diambil dan dirilis pada 25 Desember 2024 oleh The Vatican Media ini menunjukkan Paus Fransiskus saat memberikan pesan dan berkat Urbi et Orbi untuk kota dan dunia sebagai bagian dari perayaan Natal, di Lapangan Santo Petrus. --AFP

Beralih ke Vatikan, Paus Fransiskus memimpin misa di Basilika Santo Petrus.

Ia mengajak umat untuk merenungkan konflik yang melanda dunia. “Pikirkanlah tentang perang, anak-anak yang dihujani peluru, dan bom yang menghantam sekolah atau rumah sakit,” katanya.

Pernyataannya kembali mengecam kekejaman serangan Israel sempat memicu keberatan dari diplomat Israel.

Sayangnya Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu malah menyampaikan pesan berbeda untuk umat Kristen seluruh dunia.

Ia mengucapkan terima kasih atas dukungan mereka terhadap perjuangan Israel melawan "kekuatan kejahatan."

Di Damaskus, ratusan orang turun ke jalan memprotes pembakaran pohon Natal di sebuah kota di Suriah.

Ketegangan agama semakin nyata setelah pemberontak Islam menggulingkan Bashar al-Assad.

"Jika kami tidak diizinkan menjalankan iman Kristen kami seperti dulu, maka kami tidak lagi memiliki tempat di sini," ujar Georges, salah satu demonstran.

BACA JUGA:Netanyahu Sebut Israel Berperan Penting dalam Penggulingan Rezim Assad di Suriah

BACA JUGA:Israel Luncurkan Serangan ke Suriah, Hancurkan Fasilites Militer


Umat Kristiani Suriah mengangkat salib saat menggelar aksi unjuk rasa di kawasan Duweilaah, Damaskus, pada 24 Desember 2024, sebagai protes atas pembakaran pohon Natal di dekat Hama, Suriah tengah. Ratusan demonstran turun ke jalan di kawasan Kristen Dama--AFP

Meskipun penguasa baru Suriah berjanji melindungi minoritas, banyak umat Kristiani yang cemas akan masa depannya. Mereka khawatir ideologi Islamis kepemimpinan baru akan mengabaikan aspirasi komunitas mereka.

Kategori :