BACA JUGA:20 Tahun Tsunami Aceh, Fakta-Fakta Ketika Bencana dan Kondisi Setelahnya
Maragathavel Lakshmi, seorang korban tsunami 2004, memegang potret putrinya, Yashoda, yang kehilangan nyawanya dalam bencana tersebut, saat wawancara dengan AFP di sebuah pemukiman yang dibangun untuk para korban tsunami di Nagapattinam, negara bagian Tam--AFP
Kenangan itu kembali tergambar di kepalanya. Bagaimana tsunami yang terjadi pada 26 Desember 2004 menyapu semua yang dilewatinya.
Gempa 9.1 magnitudo yang terjadi di laut Indonesia mengakibatkan guncangan hebat.
Beberapa jam setelahnya, Lakshmi mendengar gemuruh keras dan menyaksikan gelombang besar setinggi 40 meter menghampiri kampung halamannya di Akkaraipettai, Tamil Nadu.
Lakshmi menunjuk foto anak perempuannya, Yashoda, yang sedang dijaga oleh kakeknya ketika gelombang tsunami menghantam.
"Dia seharusnya berusia 22 tahun sekarang," ucap Lakshmi sambil menahan tangis.
Dia ingat bagaimana orang-orang tersapu ombak atau berpegangan pada apa pun yang bisa mereka temukan. Setelah kejadian, banyak orang yang telanjang dan berpakaian seadanya.
BACA JUGA:Tari Tsunami Aceh Antar SMA Labschool Kebayoran Juarai Festival Musik dan Seni di Bulgaria
BACA JUGA:Pengunjung Museum Tsunami Aceh Naik Tiga Kali Lipat Jelang Pembukaan PON XXI Aceh-Sumut 2024
Tsunami ini juga menghantam Kepulauan Andaman dan Nicobar, yang menewaskan setidaknya 4.000 orang. Termasuk 109 pilot Angkatan Udara India dan sekitar 40 kerabat mereka.
Sekitar 870.000 orang di India kehilangan tempat tinggal. Akhirnya mereka dipindahkan ke pemukiman baru di pedalaman.
Tetangga mereka, nelayan P. Mohan yang berusia 46 tahun, mengaku bahwa peringatan cuaca masih membuatnya ketakutan.
"Hujan atau tornado, apapun peringatannya, saya akan berdiam diri di rumah karena takut," ucapnya.
Mohan, yang mengalami cedera parah akibat tsunami dan harus menjalani operasi untuk memasang pen pada kakinya, juga kehilangan ibunya dalam bencana itu. Ia terakhir kali melihat ibunya duduk di tepi laut ketika gelombang menghantam.