Beberapa peran teknologi veteriner dalam meminimalkan risiko zoonosis, antara lain, sebagai berikut.
Pertama, pemantauan penyakit di peternakan. Sebagai praktisi teknologi veteriner, pemberian pakan dan kebersihan kandang merupakan upaya dasar dalam memantau penyakit yang ada di peternakan.
Pemberian makanan yang sesuai akan membuat nutrisi hewan tersebut terpenuhi dan kandang yang bersih akan menjauhkan dari virus-virus yang ada, dengan lingkungan yang terjaga akan lebih mudah untuk mengidentifikasi hewan yang sakit.
Kedua, pemeriksaan di balai karantina hewan. Praktisi teknologi veteriner bertugas memastikan hewan-hewan yang akan diperdagangkan baik impor maupun ekspor telah terbebas dari berbagai penyakit berbahaya yang berisiko menjadi zoonosis.
Keempat, kolaborasi dengan ahli kesehatan dan dokter hewan. Dalam pendekatan one health, praktisi teknologi veteriner dapat bekerja sama dengan ahli kesehatan lainnya dan dokter hewan untuk memaksimalkan pencegahan penyebaran zoonosis ke manusia.
Dari uraian di atas, zoonosis masih menjadi urgensi global yang terus terjadi dan menjadi masalah kesehatan masyarakat secara global. Terlebih, hewan merupakan sumber makanan bagi manusia.
Jadi, dampak adanya zoonosis tidak hanya kepada hewan, tetapi juga kepada manusia.
Dengan frasa dari bahasa Sanskerta yang berbunyi ”manusya mriga satwa sewaka” yang berarti mengabdi untuk kesejahteraan manusia melalui dunia hewan, peran teknologi veteriner sangat diperlukan agar keseimbangan dan kesejahteraan antara hewan dan manusia tetap terjaga. (*)
*) Imaara Faradiba adalah mahasiswa Program Studi Teknologi Veteriner, Universitas Airlangga, Surabaya.