Zoonosis: Ancaman Kehidupan Manusia dan Peran Veterinary Technologist dalam Pengendaliannya
ILUSTRASI seorang veterinary technologist atau ahli teknologi veteriner.-simonkr-
TAHUKAH Anda, dalam era modern ini, dunia kesehatan hewan tidak hanya memiliki peran penting dalam mendukung keseimbangan ekosistem, tapi juga keseimbangan pangan dan kesejahteraan hidup manusia.
Menurut data dari Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 60 persen penyakit yang menginfeksi manusia itu berasal dari binatang (zoonosis) dan sekitar 75 persen berupa infeksi baru.
Dengan adanya persentase sebesar 60 persen itu, zoonosis telah menjadi urgensi global karena telah mengancam kehidupan manusia, hewan, dan ekosistem.
BACA JUGA:Transformasi Pendidikan ala Prodi Sarjana Terapan Teknologi Veteriner Unair
Oleh karena itu, diperlukan dokter hewan dan ahli kesehatan hewan dalam menanggulangi masalah itu. Salah satu ahli kesehatan hewan adalah veterinary technologist atau ahli teknologi veteriner.
Teknologi veteriner adalah salah satu cabang ilmu kedokteran hewan yang berfokus pada penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) dalam penunjang kesehatan hewan guna memastikan bahwa hewan-hewan tersebut telah mendapatkan kesejahteraan hidup yang optimal.
Bayangkan, apa jadinya jika hewan-hewan di sekitar kita ataupun hewan yang biasa kita makan tidak melalui proses pengecekan dan perawatan secara menyeluruh. Hal itu dapat menyebabkan terjadinya zoonosis.
Menurut World Health Organization (WHO), zoonosis adalah penyakit menular yang berpindah dari hewan ke manusia.
Patogen zoonosis dapat berupa bakteri, virus, atau parasit, atau dapat melibatkan agen yang tidak konvensional dan dapat menyebar ke manusia melalui kontak langsung atau melalui makanan, air, atau lingkungan.
Salah satu contohnya adalah penyakit leptospirosis. Leptospirosis adalah penyakit yang bersumber dari bakteri leptospira yang kemudian menular dari hewan ke manusia.
Selain leptospirosis, ada beberapa zoonosis yang sudah familier di telinga masyarakat.
Di antaranya, flu burung (avian influenza), toksoplasmosis, dan rabies. Dari kasus-kasus itulah, kami, veterinary technologist, dapat berperan dan menjadi solusi terbaik dalam penanggulangan zoonosis.
Hewan tidak akan terkena zoonosis apabila telah mendapatkan perawatan, karantina, dan pengobatan yang baik dan benar.
Hewan dapat dikatakan sehat apabila memiliki bulu yang berkilau dan bersih, gerak lincah, memiliki nafsu makan yang normal, lubang kumlah (lubang mulut, telinga, hidung, anus) yang bersih, dan suhu tubuh yang normal (37 derajat Celsius).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: