Pemanen Es di Harbin yang Keluhkan Pemanasan Global: Suhu Lebih Hangat, Es Lebih Tipis

Kamis 02-01-2025,12:00 WIB
Reporter : Doan Widhiandono
Editor : Noor Arief Prasetyo

Kini, Tiongkok sebagai salah satu penghasil emisi gas rumah kaca terbesar di dunia, tengah membangun infrastruktur energi terbarukan secara cepat. Negara itu menargetkan untuk menjadi netral karbon pada tahun 2060.
Bagi sebagian orang, suhu yang lebih hangat memang membawa sedikit rasa nyaman. Terlebih, mereka yang yang pernah merasakan betapa ganasnya cuaca dingin di timur laut Tiongkok. “Dulu, ketika angin bertiup, tidak ada yang bisa menahannya,” kata Zhu Weizhong, seorang pemotong es yang baru bekerja. “Ketika dingin, kami menderita,” tambahnya.

Apa pun, pekerjaan sebagai tukang panen es jauh lebih baik daripada sekadar duduk-duduk di rumah sepanjang musim dingin. Hal itu diungkapkan Zhu. Ia adalah ayah tiga putra yang biasanya menjadi petani plus petugas pemeliharaan kota.
Di Harbin, pekerjaan untuk musim dingin memang minim. Zhu mengaku mendapat sekitar 260 yuan (sekitar Rp 570 ribu) untuk sif sepanjang delapan jam.

“Dibandingkan pekerjaan lain, memotong es ini melelahkan,” kata Zhu, yang berusia 50-an tahun. “Tapi setelah selesai, Anda melihat hasilnya dan berpikir, ‘Ah, saya telah melakukan begitu banyak hari ini.’,” katanya bangga.
Tentu, Zhu boleh makin bangga saat melihat karyanya menjelma menjadi bentuk-bentuk elok di festival es tahunan yang fenomenal tersebut… (*)

Kategori :