Bagaimana AI dapat Merusak Lingkungan?

Bagaimana AI dapat Merusak Lingkungan?

Data center AI di Guaian, Cina.-Tao Liang-Getty Images

HARIAN DISWAY - Artificial Intelligence (AI), teknologi terbaru yang di elu-elukan karena memudahkan hidup manusia ternyata memiliki dampak lingkungan yang membahayakan.

Upaya manusia selama ini untuk menyelamatkan bumi bisa terhambat oleh penggunaan AI dalam sehari-hari. Pengembangan dan pemeliharaannya meninggalkan jejak karbon yang besar. Hal ini menciptakan dilema dalam penggunaan AI.

Penggunaan Sumber Daya untuk AI

Pusat data atau data center, adalah bangunan yang menaungi server, drive penyimpanan data, dan peralatan jaringan. Pusat data ini adalah yang menjalankan peralatan AI generatif populer seperti ChatGPT dan DALL-E.

BACA JUGA:Jawab Tantangan dan Peluang dengan AI, ICVIAS 2023 Usung Tema Artificial Intelligence for Community Development

Dari sebuah studi pada 2021, Universitas Berkeley di AS menemukan bahwa untuk melatih OpenAI, daya yang dibutuhkan adalah sebesar 1.287 megawatt per jam. Hampir sama dengan daya yang digunakan oleh 120 rumah per tahun. Juga, melepaskan 552 ton karbon dioksida ke udara.

Daya yang digunakan oleh AI ini berasal dari bahan bakar fosil. Sumber daya tidak terbarukan ini adalah penghasil gas rumah kaca terbesar, yang mana akan berimbas pada pemanasan global dan perubahan iklim.

Bahan bakar fosil ini juga bisa menyebabkan polusi udara dan air. Keduanya bisa mengundang masalah seperti gangguan pernapasan dan hujan asam.

BACA JUGA: Suhu Panas Indonesia Terus Pecahkan Rekor, BMKG Sebut Perubahan Iklim Ancam Ketahanan Air dan Pangan


Data Center milik Google yang terletak di The Dalles, AS.--Google

Tahun demi tahun, pusat data membutuhkan daya yang lebih banyak. Pada akhir 2022 saja, AI generatif menghabiskan 2.688 megawatt. Sedangkan pada akhir 2023, 5.341 megawatts yang digunakan.

Sebagai perbandingan, satu permintaan pengguna pada AI menghabiskan listrik lima kali lipat lebih banyak daripada pencarian di web biasa.

Permintaan teknologi baru dari AI membuat perusahaan harus terus-menerus mengembangkan model AI yang lebih canggih lagi. Model baru ini perlu untuk dilatih, yang mana membutuhkan energi lebih banyak daripada model sebelumnya.

BACA JUGA: Kreativitas Bertemu Teknologi, Bagaimana AI Membentuk Masa Depan Konten?

Dikarenakan pembaharuan model AI ini sangatlah sering, yaitu dalam hitungan minggu saja, energi dalam jumlah masif yang dihabiskan untuk melatih model sebelumnya menjadi sia-sia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: un