Bagaimana AI dapat Merusak Lingkungan?

Bagaimana AI dapat Merusak Lingkungan?

Data center AI di Guaian, Cina.-Tao Liang-Getty Images

Karbon dioksida yang dihasilkan dalam melatih AI ini adalah sebanyak 283 ton. Atau sekitar 300 kali penerbangan pulang-pergi dari San Fransisco ke New York. 

Penggunaan Air untuk AI


Mekanisme pendinginan data center yang menggunakan air.--Data Center Dynamics

Selain daya atau listrik, AI juga membutuhkan air dalam jumlah banyak untuk mendinginkan pusat data yang memanas akibat aktivitas komputer.

BACA JUGA: Risma Soroti Krisis Air dan Konektivitas Jalan di Debat Pilgub Jatim Terakhir

Setiap satu kilowatt yang digunakan, pusat data membutuhkan 2 liter air untuk mendinginkan sistemnya. Secara global, AI diprediksi akan menggunakan 6 kali air lebih banyak daripada negara Denmark.

Hal ini menjadi dilema yang cukup besar mengingat negara-negara seperti Nigeria, Etiopia, Chad masih kesulitan dalam mendapatkan akses air bersih. Bahkan menurut data WHO pada tahun 2023, 2.2 miliar orang tidak memiliki akses aman untuk air minum.

Rakyat Chli dan Uruguay bahkan memprotes rencana Google yang ingin menggunakan suplai air minum untuk data center mereka.

BACA JUGA: Puluhan Siswa Keracunan MBG, Pakar Kesehatan Tekankan Pentingnya Sanitasi dan Distribusi Makanan

Sayangnya, penggunaan sumber daya untuk menjalankan AI belum menemukan alternatif yang lebih ramah lingkungan. Sebagai individu, tidak banyak juga yang bisa dilakukan untuk mengurangi dampaknya selain menggunakan AI lebih bijak lagi.(*)

*) Mahasiwi magang dari Prodi Sastra Inggris, Universitas Negeri Surabaya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: un