Murthy juga menekankan peran penting penyedia layanan kesehatan dalam mengedukasi pasien tentang risiko alkohol. "Dokter perlu memberikan intervensi dini dan merujuk pasien ke layanan pengobatan jika diperlukan," tambahnya.
Selain label peringatan yang lebih efektif, pemerintah AS sedang mengembangkan teknologi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat. Kampanye media sosial, aplikasi kesehatan, dan konsultasi daring direncanakan untuk menjangkau lebih banyak orang. Terutama generasi muda.
"Penting untuk menggunakan platform yang relevan dengan gaya hidup masyarakat saat ini," kata seorang ahli kesehatan masyarakat di AS, seperti dilansir AFP. "Edukasi berbasis teknologi memungkinkan informasi menyebar lebih cepat dan lebih luas."
Konsumsi alkohol dapat berdampak buruk. Namun, kesadaran masyarakat tentang bahaya alkohol masih sangat rendah.-freepik-freepik.com
BACA JUGA:Mengenal HMPV, Virus Mirip Covid-19 yang Sedang Merebak di Tiongkok
Langkah AS itu mendapatkan perhatian internasional. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan dukungannya terhadap upaya tersebut. "Meningkatkan kesadaran tentang bahaya alkohol sangat penting dalam memerangi epidemi kanker global," kata Direktur WHO untuk Pencegahan Penyakit Tidak Menular.
Sementara itu, di Indonesia, kampanye serupa mulai mendapatkan perhatian. Pemerintah dan organisasi kesehatan didorong untuk menyesuaikan kebijakan yang relevan guna mengedukasi masyarakat tentang bahaya alkohol. Khususnya terkait kanker.
Dengan langkah tersebut, Amerika Serikat berharap dapat menekan angka kasus kanker terkait alkohol dan meningkatkan kesadaran masyarakat.
BACA JUGA:Mengenal 2 Teknologi Modern Atasi Wasir dengan Minim Nyeri dan Cepat Pulih
Murthy mengingatkan bahwa edukasi adalah kunci untuk melindungi generasi mendatang dari risiko kesehatan yang dapat dicegah. Sudah saatnya label alkohol tidak hanya menjadi informasi pelengkap. Tetapi juga alat edukasi yang berdampak langsung pada kesehatan masyarakat. (*)