"Jadi sangat berpengaruh sekali ini. Kecuali program ini dijalankan oleh kantin di sekolah. Itu mungkin lebih enak ke kami. Artinya, kami berjualan juga laris. Nah, kalau program ini kan yang masak dari luar. Dari pemerintah," jelasnya.
Meskipun demikian, perempuan asal Kecamatan Tanggulangin, Sidoarjo itu tidak mempermasalahkan program ini.
Perempuan yang sudah tiga tahun berjualan di SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo itu berharap agar kantin sekolah dapat dilibatkan dalam program tersebut.
Sehingga semua pihak dapat merasakan manfaatnya.
"Ya, kami sebenarnya tidak mempermasalahkan. Tapi supaya sama-sama mendapatkan manfaat dari program ini, ada baiknya kantin sekolah dilibatkan," harap Puji.
Apalagi, kata Puji, program makan bergizi gratis ini akan terus berlanjut dan semakin meluas di semua sekolah.
Sebelum adanya program ini, jualan Puji selalu laris. Namun setelah program makanan bergizi gratis diberlakukan, masih banyak makanan berat yang belum laku terjual.
BACA JUGA:Program Makan Bergizi Gratis Dimulai Hari Ini, Ada 190 Dapur di 26 Provinsi
BACA JUGA:Pemprov Jatim Tidak Dilibatkan Dalam Program MBG
Sementara itu, Novita Fitria, penjual makanan ringan di kantin SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo mengaku bahwa penjualannya tidak terlalu terpengaruh oleh program ini.
"Kalau saya sendiri sebenernya nggak terlalu berdampak. Karena saya hanya menjual makanan ringan seperti gorengan, minuman, cireng, dan ada bakso aci kemasan," ujar Novita.
Novita juga mengungkapkan bahwa ia belum bisa memastikan apakah program ini akan berdampak pada penjualannya di masa depan. "Karena ini baru pertama kali program makan bergizi gratis dilaksanakan," tambahnya.
Sebelumnya, SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo pernah melakukan uji coba program makan bergizi gratis, namun penjualan Novita tetap laris.
"Karena mungkin hanya menjual makanan ringan saja," jelas perempuan berusia 42 tahun itu.
Meski demikian, pihak sekolah dan pemerintah diharapkan dapat terus memantau dan mengevaluasi dampaknya terhadap penjual makanan di kantin sekolah.
Sehingga semua pihak dapat merasakan manfaat yang adil dan merata. (*)