"Awalnya Ormas telepon saya, saya janji hari Senin menemui mereka, tapi pagi hari mereka sudah datang. Saat itu saya lagi ada rapat dengan dua staf, Mas Alfian dan Mbak Devi, soal inovasi dan program," katanya.
Karena sedang fokus pada rapat, ia pun meminta waktu untuk menyelesaikannya sebelum menemui massa. Namun, situasi semakin memanas dengan adanya tuduhan tak berdasar dari Ormas yang menuding ia tidak melayani masyarakat.
"Mereka datang sambil teriak-teriak, ada yang gedor-gedor pintu. Akhirnya mereka menuduh saya, menyembunyikan perempuan di dalam. Padahal di dalam saya bersama Mas Alfian dan Mbak Devi sedang rapat," ungkapnya.
Ia menyayangkan sikap ormas yang datang ke Kantor Kecamatan dengan ramai-ramai dan menggiring opini di media sosial seakan ia tengah menyembunyikan wanita di dalam ruangan.(*)
"Jadi kalau disebut tidak melayani warga, keliru itu. Mereka seharusnya datang baik, dengan sopan santun, bukan gerudukan, teriak-teriak sehingga staf kami ketakutan lari semua," tegasnya.
Devi, salah satu staf Kecamatan Asemrowo, mengaku trauma atas insiden tersebut.
Saat rapat bersama Alfian dan camat, tiba-tiba terdengar suara teriakan disertai gedoran pintu. Karena ketakutan, Devi langsung lari dan bersembunyi di bawah meja.
"Kenapa saya lari di bawah meja Pak Camat, karena saya ketakutan, bukan karena saya melakukan sesuatu aneh-aneh dengan Pak Camat," kata Devi.
BACA JUGA:Truk Terguling Timpa Rumah di Asemrowo, Satu Orang Meninggal Dunia
BACA JUGA:Perketat Pengawasan Kesehatan untuk Cegah Virus HMPV, Dinkes Surabaya: Jangan Panik, tapi Waspada
Devi menegaskan bahwa pada saat kejadian, ia bersama Alfian berada di dalam ruangan camat untuk rapat koordinasi, bukan melakukan hal-hal yang tidak pantas.
"Di dalam ruangan, saya melakukan koordinasi, dan di dalam ruangan juga bertiga dengan Mas Alfian dan Pak Camat. Jadi saya tekankan lagi, saya tidak melakukan hal aneh-aneh dengan Pak Camat," tegasnya.
Alfian, staf Kecamatan Asemrowo, juga menyampaikan hal yang sama. Saat kejadian, ia bersama Devi sedang mengikuti rapat bersama camat. Namun, tiba-tiba banyak massa datang sehingga membuatnya takut dan bersembunyi di belakang pintu.
"Awal massa ketok pintu biasa, tapi setelah itu, keras. Nah, kita sendiri saat itu merasa panik, takut. Jadi mohon maaf karena waktu massa banyak, saya merasa panik dan takut," tutur dia.
Tempuh Jalur Hukum
Kini, Khusnul akan melaporkan pengunggah video itu ke kepolisian. Ia terpaksa mengambil langkah ini karena reputasi dan nama baik keluarganya tercoreng.