HARIAN DISWAY - Event Jepang baik itu Matsuri, Anime, Cosplay dan lain sebagainya telah merebak di Surabaya. Hampir setiap minggu pasti ada event-event Jepang baik yang sudah punya nama seperti Chibicon, Creatopia sampai terkecil yakni event Ashita Matsuri.
Para pengunjung yang datang cukup bervariasi mulai dari pengunjung umum, cosplayer, dan fotografer. Namun, seiring berjalannya waktu event Jepang bukan lagi menjadi tempat untuk menikmati hiburan-hiburan di kala akhir pekan melainkan menjadi tempat untuk berperang mencari validasi dan bisnis, terutama fotografer cosplay.
Ramainya event-event Jepang yang berada di Surabaya menarik para fotografer untuk melakukan usaha berupa jasa mengambil fotografi cosplay dengan pose serta teknik editing untuk menambah kesan karakter anime yang di cosplay-kan.
Ramainya event-event Jepang menarik para fotografer untuk melakukan usaha jasa mengambil fotografi cosplay. --Pinterest
Tidak sedikit pula dari mereka membawa gear dalam jumlah yang banyak, seperti flash, continous lighting, lensa, kamera dan lain sebagainya untuk meningkatkan hasil gambar yang lebih baik.
Namun, di balik ramainya jasa bisnis fotografi di event Jepang tidak sedikit dari mereka sering kali bersaing dengan cara tidak sehat melalui media sosial. Baik itu berupa sindiran negatif untuk mengguncangkan mental fotografer, sehingga banyak fotografer yang cenderung individualis.
Adanya Pergeseran Bisnis Fotografi Cosplay yang Mulai Tidak Sehat
Fotografi cosplay telah menjadi unsur yang turut memeriahkan event Jejepangan. Banyak di antara mereka yang mengambil gambar cosplayer untuk dijadikan portofolio, kenangan/souvenir, dan dokumentasi penampilan saat di panggung.
BACA JUGA:Spesifikasi Lengkap Xiaomi 13T dengan Kamera Leica, Smartphone untuk Fotografer
Tidak sedikit pula para fotografer cosplay membuka jasa fotografi di area event, sehingga terdapat sebagian fotografer membawa alat yang memadai, seperti lampu/flash, lensa, dan lain sebagainya untuk menciptakan hasil yang lebih baik dan menarik untuk ditampilkan sebagai portofolio di instagram atau tiktok.
Pada tahun 2024-2025 jasa fotografi cosplay di Surabaya mulai bergeser dari semula santai dalam bersaing secara sehat, kini mulai bergeser menjadi persaingan tidak sehat.
Hal tersebut dapat dilihat dari gencarnya promosi dan branding baik melalui media sosial atau secara langsung. Apa yang terjadi selama event terkadang baru terlihat di media sosial setelah suatu event berakhir.
Fotografi cosplay telah menjadi unsur yang turut memeriahkan event Jejepangan. --Pinterest
Sindiran dan keluhan kadang melalui story instagram bahkan tidak sedikit pula yang disampaikan blak-blakan dengan menghina sesama fotografer cosplay. Fenomena semacam ini justru menjadi persaingan yang tidak sehat.
Pengalaman semacam ini pernah dialami oleh penulis sewaktu membuka sesi fotografi gratis di suatu event Jejepangan. Setelah event tersebut berakhir, tiba-tiba di media sosial muncul opini yang secara tidak langsung menyindir pihak-pihak fotografer cosplay yang membuka sesi foto secara gratis.