Catatan Buku Toko Buku Abadi: Memanen Bahagia di Pohon Buku

Jumat 07-03-2025,10:05 WIB
Reporter : Wina Bojonegoro *)
Editor : Heti Palestina Yunani

BACA JUGA: Kembali ke Buku Fisik: Tren Membaca di Era Digital

Perihal nama tokoh dalam sebuah cerita, ada dua sisi sudut pandang. Dari kacamata sesama penulis, ini adalah sebuah keberhasilan. Memilih dan menemukan nama tidak biasa atau antimainstream itu tidak mudah.

Tapi bagi pembaca, nama-nama asing- apalagi tiap keping cerita selalu hadir nama/tokoh baru- menjadikan pembaca tidak mudah melekat pada karakter tertentu. Jangankah melekat, mengingat namanya saja susah.

Dalam buku ini tak ada tokoh utama, semua kisah memiliki tokohnya masing-masing, berkaitan secara langsung maupun tidak dengan tokoh inti. Kalau boleh dibilang tokoh inti, dalam buku ini lebih tepat disebut pemeran pembantu utama adalah Ganda Soedjara, sebab dia adalah pemilik Toko Buku Abadi, intinya inti.

BACA JUGA: Buku yang Wajib Dibaca di 2025: Pilihan Fiksi dan Non-Fiksi untuk Memperkaya Diri

Menurut Suparta Brata alm. dalam menulis cerita ada dua hal penting yang harus diingat. Jika ceritamu hebat, tulislah dengan cara biasa saja. Jika ceritamu biasa saja, tulisah denga cara luar biasa. TBA adalah anomali jika merunut pada teori di atas.

Cerita-cerita di dalamnya sangat luar biasa. Dan cara Yudhi menulisnya juga tidak biasa. Bagaimana penulis mampu merangkai cerita yang begitu luas, menjalinnya satu sama lain dengan pikiran tetap pada satu garis utama, Toko Buku Abadi.

Bayangkan betapa dia harus menggambar struktur tokoh atau pohon silsilah keluarga sebanyak itu, ini adalah sebuah kesulitan tersendiri. Cara Yudhi membuat mozaik cerita dan bermain-main dengan karakter serta berbagai peristiwa -baik yang nakal, lucu maupun sedih- mengingatkan saya pada pernyataan Orhan Pamuk dalam sebuah wawancaranya.

BACA JUGA: Media Sosial Jadi Salah Satu Sebab Perubahan Cara Membaca dan Membeli Buku Orang Tiongkok

“Saya menikmati saat duduk di meja tulis seperti bocah sedang asik dengan mainannya. Menulis adalah kerja, tapi menyenangkan dan juga permainan.” Dan ya, kepingan-kepingan puzzle di dalam buku TBA mengingatkan saya tentang My Name is Red, karya Orhan Pamuk yang memenangi hadiah Nobel pada 2006.

Namun begitu, ada beberapa hal yang patut diperhatikan penulis, jika kelak buku ini cetak ulang. Salah satunya terlalu banyak frasa ‘entah mengapa’ dan ‘entalah’ yang mengganggu. Dan ada kebocoran berupa suara penulis di halaman 131: Duh nikmatnya menjadi penulis best seller di negeri ini.

Sesungguhnya, jika kesimpulan boleh diberikan, di antara ketidakbahagiaan semua tokohnya, di pohon bukulah mereka memanen bahagia. (*)

*) Novelis yang sedang belajar berpuisi, penerima Anugerah Sutasoma (2024) dan  Anugerah Sabda Budaya (2018). Tinggal di Omah Padma.

Keterangan Buku:

  • Judul Buku: Toko Buku Abadi
  • Penulis: Yudhi Herwibowo
  • Penerbit: Penerbit BACA
  • ISBN: 978-623-8371-23-5
  • Tebal: 271 halaman
  • Cetakan 1: Juni 2024
Kategori :