Panasnya Perang Israel Picu Denny JA Lahirkan The Deal of Century dalam Genre Imajinasi Nusantara

Senin 23-06-2025,09:53 WIB
Reporter : Raka Denny

HARIAN DISWAY - Sebuah narasi tandingan yang kreatif lahir dari tangan cerdas Denny JA demi merespons panasnya perang Israel–Iran. Denny JA menawarkannya bukan lewat senjata, melainkan lewat karya seni.

Seperti yang kita tahu, gempuran udara Amerika Serikat ke wilayah Iran. Luka kemanusiaan yang terus menganga di Jalur Gaza. Dunia seperti mendekati titik kulminasi sejarah kelam abad ini. Di tengah gejolak itulah lahir sebuah karya.

Dalam ranah seni rupa, sastrawan, pelukis, poloitikus, dan pemikir publik Indonesia itu merespons tragedi global ini dengan melahirkan serial lukisan perdamaian yang diberi judul The Deal of Century.

BACA JUGA: 7 Pemikiran Denny JA tentang Agama dan Spiritualitas di Era AI Layak Jadi Kurikulum PT

Bukan sekadar lukisan. Ia menawarkan sebuah genre baru yang digagasnya sendiri: Imajinasi Nusantara. Menurut Denny JA lukisan ini sekaligus doa agar imajinasi perdamaian tercipta. The Deal of Century disebutnya sebagai mimpi yang dilukiskan.

Yakni tampak dalam empat tokoh dunia dalam empat kanvas. Masing-masing sangat mudah dikenali siapa dia yakni: Donald Trump (AS), Benyamin Netanyahu (Israel), Ayatollah Ali Khamenei (Iran), dan Mahmoud Abbas (Palestina). 

Mereka berdiri dengan ekspresi khas, mengenakan batik Nusantara yang memesona. Di belakang mereka: merpati membawa ranting zaitun, jet tempur yang berhenti di langit, bola dunia, mikrofon perdamaian.
Bukan sekadar lukisan. Ia menawarkan The Deal of Century sebagai sebuah genre baru yang digagasnya sendiri: Imajinasi Nusantara. -Denny JA-Website Kpu

BACA JUGA: Tokoh Highly Gifted dengan IQ 145–155 Disematkan ChatGPT untuk Denny JA

Dijelaskan Denny, The Deal of Century adalah sebuah kesepakatan perdamaian global digambarkan secara simbolik: dua negara merdeka berdampingan—Israel dan Palestina—yang saling menghormati. 

Dalam narasi imajiner itu, keempat tokoh menandatangani perjanjian bersejarah dan dianugerahi Nobel Perdamaian. Dunia pun bernafas lega. Namun Denny JA tak berhenti hanya pada pesan damai.

Ia memperkenalkan sesuatu yang lebih besar: genre lukisan baru yang disebutnya sebagai Imajinasi Nusantara. Jika dalam sastra Denny JA dikenal sebagai pencetus puisi esai, maka ini ada dalam seni rupa.

BACA JUGA: Terinspirasi Penulis Palestina, Denny JA Foundation Gagas Dana Abadi Penghargaan Penulis

Genre Imajinasi Nusantara itu adalah sebuah pendekatan lukisan yang belum pernah ada sebelumnya. Ia menjelaskan lebih jauh bahwa genre ini lahir dari tiga elemen utama, yakni:

  1. Batik sebagai representasi budaya Nusantara, dikenakan para tokoh dengan corak mencolok dan sangat detail. Batik bukan sekadar dekorasi, tapi menjadi simbol identitas, harmoni, dan spiritualitas lokal.
  2. Figur manusia yang dilukis secara realistis dan proporsional, dengan wajah yang kuat secara ekspresif, tubuh yang utuh secara anatomis, dan emosi yang disampaikan secara lembut namun dalam.
  3. Latar belakang yang imajinatif dan surealis, dengan langit tak biasa, burung-burung simbolik, awan yang bermakna, kabut yang menyiratkan harapan, serta benda-benda melayang yang menyuarakan semesta batin dan spiritualitas.
    Salah satu empat tokoh dunia dalam kanvas itu masing-masing sangat mudah dikenali siapa dia yakni: Donald Trump (AS), Benyamin Netanyahu (Israel), Ayatollah Ali Khamenei (Iran), dan Mahmoud Abbas (Palestina) yang disebut The Deal of Century. -Denny JA-

BACA JUGA: Tiga Alasan Mengapa 10 Pesan Spiritual Universal Denny JA Penting Masuk Kampus

Apa Bedanya dengan Genre Lukisan Lain?

Berbeda dari realisme murni yang meniru dunia apa adanya, atau surrealisme murni yang membebaskan bentuk tanpa batas, Imajinasi Nusantara menggabungkan realisme tubuh dan surrealisme lingkungan dengan akar budaya Indonesia.

Kategori :