HARIAN DISWAY - Kerumunan warga Palestina di Gaza merayakan dengan teriakan bahagia dan pelukan setelah berita tentang kesepakatan gencatan senjata dan pembebasan sandera antara Israel dan Hamas pada hari Rabu malam, 15 Januari 2024
Kesepakatan ini diharapkan dapat mengakhiri lebih dari 15 bulan genosida Israel yang telah menghancurkan wilayah tersebut.
Informasi tentang kesepakatan ini pertama kali disampaikan oleh seorang pejabat Amerika Serikat dan sumber dekat dengan negosiasi.
Meskipun Israel memperingatkan bahwa beberapa poin masih "belum terselesaikan," perayaan di Gaza sudah dimulai.
Randa Sameeh, seorang pengungsi berusia 45 tahun, mengungkapkan harapannya bahwa "mimpi buruk selama setahun ini akhirnya akan berakhir." Dia merencanakan untuk mengunjungi pemakaman saudara laki-lakinya setelah gencatan senjata dimulai, mengingat banyaknya kehilangan yang dialami dirinya.
Gencatan senjata dengan Israel disambut warga Gaza dan para tawanan segera dibebaskan oleh Hamas serta Israel.-dok disway-
BACA JUGA:Apa itu Gencatan Senjata? Ini Fakta Unik yang Pernah Terjadi!
Di luar Rumah Sakit Martir Al-Aqsa Deir al-Balah, ratusan warga berkumpul, meneriakkan dan mengibarkan bendera Palestina.
Momen emosional ini ditandai dengan seorang jurnalis yang diwawancarai di atas kerumunan yang gembira. Sambil menyaksikan ambulans melewati mereka, para pria dan wanita meneriakkan "Allahu Akbar," mengekspresikan rasa syukur dan harapan.
Abdul Karim, seorang pria berusia 27 tahun dari Kota Gaza, juga merasakan kegembiraan. Dia berharap dapat bertemu kembali dengan istri dan dua anaknya setelah mereka terpisah hampir setahun. "Saya harap mereka mengizinkan pengungsi untuk kembali dengan cepat," ujarnya.
Kesepakatan yang diumumkan pada Rabu kemarin, 15 Januari 2024 kemarin diharapkan dapat menghentikan pertempuran dan memfasilitasi pembebasan sandera yang ditahan di Gaza dengan imbalan tahanan Palestina dipenjara oleh Israel.
BACA JUGA:Gencatan Senjata Gaza, Bisakah Perang Berakhir?
Sejak pertempuran pecah setelah serangan "Badai Al-Aqsa" pada 7 Oktober 2023 lalu, Data dari Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas menunjukkan bahwa genosida Israel di Gaza telah menewaskan 46.707 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak.
Selain itu, lebih dari 110.000 orang dilaporkan terluka, dengan lebih dari 10.000 masih hilang dan diduga terjebak di bawah reruntuhan akibat pengeboman.
Perdana Menteri Qatar, Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim Al Thani, mengkonfirmasi bahwa kesepakatan gencatan senjata telah resmi tercapai, yang diharapkan dapat menghentikan agresi Israel di Jalur Gaza.