Sementara, sepanjang 2024, data Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim mencatat ekspor kayu dan barang dari kayu berada di peringkat keempat angka ekspor terbanyak setelah perhiasan/permata, lemak dan minyak hewani/nabati dan tembaga.
PEKERJA perusahaan mebel menyemprotkan cat ke furniture.-youtube-
Sepanjang Januari-November 2024 tercatat sebesar USD 1.459,96 juta. Meningkat 5,64 persen dari periode yang sama di 2023 yang mencatatkan nilai ekspor sebesar USD 1.382,1 juta. Di November 2024, sektor tersebut menyumbang sebesar 6,45 persen dari ekspor non-migas.
Kepala Bidang Pengembangan Perdagangan Luar Negeri, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jatim Erivina Lucky Kristian mengaku, pasar ekspor di sektor barang pengolahan mebel ini memang lagi menurun.
Permintaan negara luar tidak sebesar sebelum pandemi Covid-19. Walau berdasar data, ekspor tahun ini lebih tinggi ketimbang ekspor tahun lalu di produk olahan kayu ini. Paling banyak memang diekspor ke US.
“Memang saat ini kami sedang berusaha untuk melakukan peningkatan pemasaran produk mebel ini. Mulai dari melakukan misi dagang dan berbagai pameran produk mebel yang dilakukan di dalam dan luar negeri. Khususnya ekspor, tentu kami akan membantu mereka dalam hal perizinan dan mencarikan pasar,” terangnya. (*)