GAGASAN Jawa Timur sebagai gerbang baru Nusantara menarik dicermati. Apalagi, penggagas ide itu adalah Khofifah Indar Parawansa dan Emil Elestianto Dardak yang bisa dipastikan akan menakhodai kembali Jawa Timur untuk periode 2025–2030.
Ide dan gagasan itu bisa dinilai dalam beragam perspektif. Tentu saja selalu ada pro-kontra, plus-minus, dari setiap munculnya sebuah gagasan baru. Namun, ide tersebut perlu ditanggapi positif.
Mengingat, ide itu relevan tidak hanya terkait dengan pengembangan Ibu Kota Nusantara (IKN), tetapi juga mengembalikan kejayaan Bumi Majapahit sebagai pusat pertumbuhan baru di Indonesia.
BACA JUGA:Kampanye Akbar Khofifah-Emil di Jember, Janji Kawal Jatim Maju sebagai Gerbang Nusantara Baru
BACA JUGA:Hari Jadi ke-79 Provinsi Jatim, Adhy Karyono: Jatim Jadi Gerbang Nusantara Baru
Penulis mencatat setidaknya ada enam tujuan sustainable development goals (SDGs) yang bisa dicapai jika narasi itu diimplementasikan.
Seiring dengan melemahnya daya dukung Jakarta sebagai ibu kota lama, gagasan itu tampak orisinal, responsif, prospektif, dan mengandung spirit kuat untuk menjadikan Jatim sebagai center of gravity kawasan baru Indonesia Timur.
Fakta itu selaras dengan tujuan SDGs ke-11, yakni kota dan komunitas yang berkelanjutan. Tidak ada kota yang mendominasi, tetapi terjadi pemerataan yang seimbang.
BACA JUGA:Emil Paparkan Gagasan Gerbang Baru Nusantara
BACA JUGA:Jawa Timur Sebagai Gerbang Baru Nusantara: Utopia atau Realita?
Ide tersebut tentu akan memiliki banyak dampak, tidak hanya untuk Jawa Timur, tetapi juga untuk kawasan Indonesia Timur.
Gagasan itu juga sejalan dengan marketing places kawasan Jawa Timur agar wilayah tersebut bisa kompetitif dalam mendatangkan investor, baik dalam negeri maupun luar negeri.
Jika usul itu diimplementasikan dengan baik, setidaknya akan mencapai tujuan SDGs ke-10, yakni mengurangi ketimpangan (reduce inequality). Dengan perluasan akses, ketimpangan itu akan bisa terurai.
BACA JUGA:Khofifah-Emil Akan Jadikan Jatim sebagai Gerbang Baru Nusantara
Gerbang baru Nusantara merupakan langkah maju untuk mengantisipasi munculnya pergeseran center of gravity dari Selat Malaka ke wilayah tengah Indonesia