Adapun langkah strategis dan program aksi yang harus segera dilakukan guna menunjang gagasan itu adalah melakukan marketing places holistik. Kegiatan itu bisa dimulai dari sosialisasi dan edukasi stakeholders seperti seminar, workshop, dan FGD secara intens, meluas, dan berkelanjutan.
Pelibatan dan penguatan partisipasi publik, khususnya kalangan industri dan investor, menjadi conditio sine qua non. Upaya itu dalam rangka penguatan dan optimalisasi investasi. Ditunjang dengan forum pelatihan dan pertemuan eksekutif.
Melalui publikasi media massa, diharapkan gagasan itu mendapat dukungan publik yang luas, khususnya dari para investor. Efeknya adalah pencapaian SDGs poin kedelapan, yakni adanya pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi. Terutama dalam aspek ekonomi kreatif.
Respons positif publik akan membuat gagasan itu mendapat dukungan luas dan tidak terjadi penolakan yang bisa berefek pada macetnya implementasi.
Gagasan itu bisa dikomunikasikan melalui berbagai tempat strategis sehingga semua pihak mengetahui, memahami, ikut berkontribusi, dan berpartisipasi secara masif.
Tahap selanjutnya adalah penguatan regulasi dan kepastian berusaha melalui perbaikan ekosistem usaha dan dukungan birokrasi. Regulasi itu tentu menjadi kunci sebagai dasar kepastian investasi dan berusaha sehingga para investor tidak memiliki keraguan.
Strategi dan aksi itu perlu terus dikembangkan secara berkelanjutan sehingga Jawa Timur benar-benar bisa menjadi gerbang baru Nusantara.
Tidak sekadar menjadi pintu gerbang secara fisik, tetapi juga simbol kemajuan, integrasi, dan pembangunan nasional, khususnya dalam konteks Nusantara baru yang berorientasi pada pemerataan, keadilan, dan kemajuan di seluruh Nusantara.
Semoga. (*)
*) Surokim As. adalah dosen komunikasi politik dan wakil Rektor 3 Bidang Kemahasiswaan, Alumni, dan Kerja Sama Universitas Trunojoyo Madura (UTM).
*) Moch. Imron Rosyidi adalah dosen Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Trunojoyo Madura