SURABAYA, HARIAN DISWAY - Saat ini, tren micro retirement atau pensiun mikro sedang mendapatkan perhatian besar di media sosial, menarik banyak orang yang mencari cara untuk menikmati hidup lebih cepat dan lebih fleksibel tanpa harus menunggu hingga pensiun tradisional.
Berbeda dengan pensiun konvensional yang mengharuskan seseorang bekerja selama puluhan tahun sebelum akhirnya berhenti bekerja, micro retirement menawarkan kesempatan untuk mengambil jeda atau cuti panjang dari pekerjaan pada titik-titik tertentu dalam hidup.
Fenomena ini pertama kali digemakan oleh orang-orang yang terinspirasi oleh gaya hidup nomaden atau minimalis. Konsep dasar dari micro retirement adalah mengambil waktu "pensiun" dalam skala lebih kecil dan teratur, biasanya berkisar antara satu hingga enam bulan.
BACA JUGA: Freelance Lebih Diminati Gen Z? Ini 8 Alasannya
Selama periode ini, individu mengambil cuti panjang dari pekerjaan, menjelajahi tempat baru, mengejar hobi, atau bahkan memfokuskan diri pada proyek pribadi yang selama ini tertunda.
Ada beberapa faktor yang membuat micro retirement semakin populer di media sosial dan menjadi pilihan yang menarik bagi banyak orang. Pertama, kemajuan teknologi dan fleksibilitas kerja jarak jauh memungkinkan orang untuk bekerja dari mana saja.
Sehingga mereka dapat meluangkan waktu lebih banyak untuk perjalanan atau pengalaman pribadi tanpa harus sepenuhnya meninggalkan pekerjaan mereka. Dengan adanya akses ke internet dan alat kolaborasi online, pekerjaan bisa diselesaikan dari pantai Bali atau kafe di Tokyo.
BACA JUGA: Kredit Macet Gen Z
Kedua, ada pergeseran dalam cara pandang tentang keseimbangan hidup dan pekerjaan. Banyak orang, terutama milenial dan Gen Z, semakin sadar akan pentingnya kesejahteraan mental dan fisik. Alih-alih berfokus pada kerja keras sepanjang hidup untuk tujuan pensiun yang jauh di depan.
Salah satu kegiatan yang bisa dilakukan ketika dalam masa micro retirement yakni dengan membaca buku. --Picjumbo
Mereka memilih untuk merasakan kebebasan hidup sekarang. Konsep ini diangkat oleh para influencer dan pembuat konten yang membagikan pengalaman pribadi mereka tentang bagaimana mengambil cuti jangka panjang dan menikmati hidup sepenuhnya, bahkan jika itu hanya sebentar.
Biasanya, orang yang memilih micro retirement akan merencanakan finansial mereka dengan cermat, menyisihkan tabungan atau pendapatan dari pekerjaan tetap untuk membiayai masa cuti panjang tersebut.
BACA JUGA: East Java Heritage Party, Dorong Gen Z Lestarikan Budaya Lewat Fashion dan Kreativitas
Selama periode micro retirement, mereka mungkin akan mengeksplorasi passion yang tidak sempat dijalani sebelumnya, seperti belajar musik, menulis buku, atau berkontribusi dalam kegiatan sosial.
Beberapa orang bahkan menggunakan kesempatan ini untuk mengeksplorasi destinasi-destinasi baru atau tinggal di luar negeri sementara untuk mengejar pengalaman baru. Micro retirement tidak hanya terbatas pada perjalanan.
Tetapi bisa juga berupa waktu untuk fokus pada pengembangan diri, relaksasi, atau menyelesaikan proyek-proyek pribadi yang telah lama ditinggalkan. Tentu saja, meskipun menarik, micro retirement bukanlah tanpa tantangan.