BACA JUGA:Penjualan Mobil Listrik On The Track
Ada beberapa model yang menerima manfaat insentif tersebut. Misalnya, Air EV, Binguo EV, Cloud EV dari Wuling Motors. Lalu, Ioniq 5, Kona Electrics, Ioniq 5 N dari Hyundai Motors. Setelah itu ada Omoda E5 dan J6 dari Cherry. Juga Neta V-II dan X dari Neta Auto. Begitu pula MG 4EV, MG ZS EV dari MG Motor.
Selain itu, tahun lalu pemerintah memberikan insentif bebas bea masuk dan PPnBM untuk impor mobil listrik CBU yang turut dinikmati oleh beberapa merek. Misalnya BYD, Aion, VinFast, dan Citroen. Merek-merek tersebut diharuskan membangun pabrik mobil listrik untuk mendapat insentif tersebut.
Teknologi pengisian daya pada mobil MG EV.-Boy Slamet-
MG Motor Indonesia misalnya. Sepanjang 2024, brand dari Inggris itu mencatatkan penjualan terbanyak masih di segmen mobil EV. Dari ratusan kendaraan yang berhasil terjual tahun lalu, sekitar 80 persen penjualan didominasi oleh kendaraan listrik.
Penjualan mereka mulai terdongkrak ketika MG 4EV hadir pada 2023. Ditambah, di tahun yang sama, lahir juga MG ZS EV. Alhasil, penjualan wholesales mereka secara nasional pada 2024 mengalami kenaikan 335 persen. Gaikindo mencatat penjualan MG di 2023 sebanyak 1.183 unit. Sementara di 2024 sebesar 3.974 unit.
“MG 4EV mempunyai daya tarik tersendiri. Banyak peminatnya. Terutama di kalangan anak muda. Setelah itu, lahir lagi tipe SUV: MG ZS EV. Itu untuk memenuhi kebutuhan keluarga,” kata Branch Manager MG Mimosa Surabaya Barat Hasan Basri, Rabu 22 Januari 2024.
Ia pun yakin, dengan berbagai kompensasi yang diberikan pemerintah Indonesia saat ini, penjualan EV di Indonesia pada 2025 akan meningkat. Bahkan, bisa lebih tinggi dari tahun lalu. Belum lagi, di tahun ini, brand yang dibangun sejak 1924 tersebut berencana untuk meluncurkan tipe baru lagi di segmen mobil listrik.
“Saat ini yang sudah kita jual ada MG 4 EV, MG ZS EV dan mobil sport Cyberster. Terbaru yang akan launching adalah tipe Maxus 9. Belum di launching secara resmi di Indonesia. Tetapi, sudah bisa inden. Kami belum tahu kapan launching-nya. Tahun ini target pasti lebih tinggi dari 2024. Penjualan EV juga tetap tertinggi,” terangnya.
Di sisi lain, sebenarnya ia masih galau dengan aturan yang ada saat ini. Khususnya terkait perpajakan. Sebab, sampai sekarang, semua aturan yang dicanangkan itu secara resmi belum diberlakukan. Kondisi itu akhirnya banyak customer MG yang akhirnya menunda pembelian menunggu keputusan pasti dari pemerintah.
“Ada yang akhirnya menunda pembelian. Tetapi, setiap penjualan kita pasti mengedukasi mereka. Di sisi lain, harga yang tertera di semua unit kami, termasuk EV, sudah termasuk pajak 11 persen. Kalaupun untuk EV ada pembebasan pajak dari pemerintah, kami akan menggunakan kebijakan refund,” tegasnya. (*)