Pada tahun tersebut, diharapkan pengerjaan dapat menyentuh sebagian segmen 3, khususnya di Jalan Raya Medayu Utara.
"Sebab, untuk pembebasan lahan saja, dibutuhkan dana sekitar Rp 7 triliun," kata Irvan.
Karena itu, keberlanjutan pembangunan JLLT ini diprediksi akan membutuhkan waktu yang cukup lama.
Bahkan, untuk menghemat anggaran, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi sampai harus menggeser rute JLLT menyusuri area pantai Surabaya Timur.
Tentu saja, mengubah perencanaan awal. "Kami sudah usulkan hal ini ke pemerintah pusat. Sudah masuk juga ke dalam RPJMN 2025-2029," ujar Irvan.
Irvan menjelaskan, Pemkot Surabaya baru akan menyiapkan administrasi untuk pembebasan lahan JLLT tersebut tahun ini.
Di samping menyiapkan kebutuhan administrasi JLLT, pihaknya juga tengah menyiapkan pembangunan Surabaya Eastern Ring Road (SERR).
Kedua proyek itu akan saling terintegrasi untuk memudahkan akomodasi masyarakat di kawasan timur Surabaya.
Sehingga JLLT akan berfungsi sebagai jalan bebas hambatan yang menghubungkan jalan utama dengan pusat aktivitas seperti perumahan, perdagangan, jasa, dan perkantoran.
Sementara itu, SERR akan menjadi jalan tol yang menghubungkan simpul transportasi antara Pelabuhan Tanjung Perak dan Bandara Internasional Juanda.
"Kami sedang berkomunikasi dengan pemerintah pusat terkait rencana pembangunan Jalan SERR," ucap Irvan.
Prioritas Pemkot Surabaya saat ini, kata Irvan, adalah mempercepat pembangunan infrastruktur strategis 2025.
Namun, pembangunan JLLT tidak ada dalam daftar prioritas tahun ini.
Proyek infrastruktur prioritas Pemkot Surabaya tahun ini, meliputi pembangunan Jalan Menganti-Wiyung, diversi saluran Gunungsari untuk penanggulangan banjir dan penghubung Surabaya-Gresik, underpass Taman Pelangi hingga Jalan Lingkar Luar Barat (JLLB).
BACA JUGA:Banjir Grobogan, 497 Pelanggan Kereta Api Daop 8 Surabaya Batalkan Tiket Perjalanan
BACA JUGA:UMKM Surabaya Didaftarkan sebagai Penyedia Menu Program MBG