MANTAN Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar mengatakan, pagar bambu di laut pesisir Kabupaten Tangerang, Banten, sudah ada sejak 2014, jauh sebelum proyek Pantai Indah Kapuk (PIK) 2 dibangun.
Pernyataan itu disampaikan Zaki untuk merespons foto dirinya yang diunggah konsultan hukum proyek PIK 2 Muannas Alaidid melalui akun X @muannas_alaidid pada Rabu, 22 Januari 2025.
Saat ini semua orang di Indonesia sedang membincangkan pagar laut. Bisa di Tangerang, Bekasi, Jakarta, bahkan terdengar kabar temuan terbaru di Sidoarjo dan Sumenep, Madura.
BACA JUGA:Mahfud MD Minta Penyelidikan dan Penyidikan Segera Dilakukan Untuk Kasus Pagar Laut Tangerang
BACA JUGA:Usut Dugaan Korupsi Pagar Laut Tangerang, Kejagung Selidiki Sertifikat HGB
Hasil diskusi penulis dengan seorang kolega yang juga peneliti dan dosen sebuah universitas di Surabaya menunjukkan sejumlah temuan berbeda kondisi pagar laut antara Tangerang dan Sidoarjo yang masih menimbulkan teka-teki di masyarakat.
Satu, pagar laut di Tangerang disponsori industri untuk tujuan reklamasi bagi perumahan atau lainnya. Sebaliknya, pagar laut di Sidoarjo sudah ada dan diupayakan masyarakat atau nelayan setempat, bertujuan memperluas kegiatan usaha para nelayan.
Dua, terbitnya sertifikat HGB di semua wilayah yang dipagari. Entah siapa yang mengeluarkan sertifikat itu, belum ada yang berani bersuara. Semua melemparkan tanggung jawab. Belum ada instansi, institusi, atau departemen yang ”bersih-bersih diri”.
BACA JUGA:Pagar Laut Tangerang dan Kedaulatan Ekonomi Warga Pesisir
BACA JUGA:Pagar Laut Tangerang dan Lemahnya Tangan Besi Kekuasaan: Negara yang Tertidur di Tengah Ombak
Itu sebetulnya yang harus diuruskan terlebih dahulu. Lembaga tersebut harus dibersihkan hingga ke akar-akarnya. Itu tugas awal yang harus dilakukan pemerintahan Prabowo. Menjadikan rezimnya bersih dan berwibawa, terbebas dari tindakan pungli atau korupsi di tubuh institusinya.
PRAKTIK LAMA YANG MENJAMUR
Pada hakikatnya, tulisan ini tidak bermaksud mencari siapa yang benar atau salah. Di beberapa wilayah, inisiatif mengapling-ngapling laut itu murni dari masyarakat.
Entah kurang begitu paham, ingin cepat mendapatkan hasil daripada menanam bakau, misalnya, atau ingin memperluas kegiatan usahanya.
BACA JUGA:Pagar Laut Tangerang Minimal 5 KM Terbongkar