Dari jumlah itu, perjalanan selama Tahun Baru Imlek menyumbang lebih dari 1 miliar dolar AS. Sebab, wisatawan Tiongkok memburu diskon belanja dan pengalaman budaya khas Thailand.
Namun, setelah laporan penculikan mencuat, ThaiPBS melaporkan bahwa 10 ribu wisatawan Tiongkok membatalkan penerbangan mereka. Data itu diambil dari Airports of Thailand (AOT) yang mengelola bandara utama negara itu.
PEMANDU WISATA menerangkan struktur dan gaya arsitektur bangunan di Grand Palace, Bangkok.-LILLIAN SUWANRUMPHA-AFP-
Dalam catatan pada Jumat, 24 Januari 2025, Kasikorn Bank menyatakan jumlah wisatawan Tiongkok selama musim liburan tahun ini bisa turun hingga 17,5 persen dibandingkan 2024.
Pemerintah Thailand sangat khawatir. Pekan lalu, mereka merilis video AI dari Perdana Menteri Paetongtarn Shinawatra yang berbicara dalam bahasa Mandarin—bahasa yang sebenarnya tidak ia kuasai—untuk meyakinkan wisatawan Tiongkok bahwa Thailand aman.
"Situasi buruk ini bukan disebabkan oleh rakyat Thailand, tetapi menimbulkan kekhawatiran di kalangan wisatawan Tiongkok," kata Paetongtarn di platform media sosial X.
Seorang pejabat keamanan dari Tiongkok sampai mengunjungi Thailand. Ia mendesak pemerintah setempat agar lebih keras memberantas sindikat penipuan dan penculikan.
BACA JUGA:Thailand Temukan Anggur Shine Muscat dari Tiongkok Terkontaminasi Zat Berbahaya
BACA JUGA:Arti Kemenangan di GP Thailand buat Pecco Bagnaia
Sementara itu, di Grand Palace, Buri Chin, seorang pemandu wisata, juga khawatir. Ia menyaksikan bahwa jumlah wisatawan Tiongkok kian turun.
Fasih berbahasa Mandarin, Buri telah menghabiskan puluhan tahun membimbing wisatawan Tiongkok menjelajahi situs bersejarah Bangkok. Tetapi, suasana telah berubah belakangan ini.
"Saat saya menawarkan jasa pemandu berbahasa Mandarin. Banyak yang terlihat takut. Mereka bahkan tidak ingin berbicara dengan orang asing," ujarnya kepada AFP.
Buri pun pasrah. "Jumlah wisatawan Tiongkok pasti lebih sedikit tahun ini," kata Buri.
"Banyak pemandu wisata berbahasa Mandarin yang saya kenal memilih pulang kampung daripada bekerja selama liburan," tambahnya.
Namun, tidak semua wisatawan merasa khawatir.
Seorang pria berusia 65 tahun dari Shanghai yang hanya menyebut namanya sebagai Li mengabaikan kekhawatiran soal keamanan. "Pariwisata adalah urat nadi neger ini. Jika Thailand benar-benar berbahaya, reputasinya akan runtuh," kata Li kepada AFP.