CISSRec Kritik Google Buntut Kesalahan Nilai Tukar USD dan Rupiah

Minggu 02-02-2025,09:38 WIB
Reporter : Anniza Meina Purbowati
Editor : Taufiqur Rahman

HARIAN DISWAY – Chairman Lembaga Riset Keamanan Siber CISSRec, Dr. Pratama Persadha mengungkapkan kasus kesalahan laman konversi mata uang oleh Google bisa berdampak luas.

Anda sudah tahu, masyarakat Indonesia dihebohkan oleh penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) sebesar 50 persen yang tampil di laman Google currency converter pada Sabtu, 1 Februari 2025.

Di laman tersebut, tampil rupiah mendadak perkasa dengan Rp8.000-an per 1 USD. Padahal lumrahnya, 1 rupiah sama dengan sekitar Rp15 hingga 16 ribu.


Tangkap layar google USD to Rupiah-Akun X @zoelfick-

Pratama  menilai kesalahan dalam menampilkan kurs nilai tukar rupiah yang terjadi di Google bukan hanya sekadar masalah teknis semata, tetapi juga menimbulkan dampak yang lebih luas, terutama karena lambannya perbaikan terhadap informasi yang salah tersebut.

Hal ini karena dalam ekosistem digital global, Google telah menjadi acuan utama bagi banyak orang dalam mencari informasi finansial, termasuk kurs mata uang.

Sehingga ketika data yang ditampilkan tidak akurat dan berlangsung dalam waktu yang lama tanpa koreksi, hal ini dapat menimbulkan kebingungan, keresahan, bahkan kegaduhan di tengah masyarakat.

BACA JUGA:Converter Google Rupiah ke Rupiah Error, Pakar Siber Sebut Berbagai Kemungkinan Hingga Peretasan

Pratama mengatakan ketergantungan publik terhadap Google sebagai sumber informasi membuat kesalahan dalam nilai tukar menjadi lebih dari sekadar kekeliruan biasa. 

Banyak individu, pelaku bisnis, dan investor yang menggunakan Google sebagai patokan dalam membuat keputusan ekonomi. 

Jika informasi yang diberikan tidak sesuai dengan kenyataan, hal ini berpotensi menimbulkan dampak finansial yang merugikan, baik dalam skala kecil maupun besar.

“Misalnya, seorang pebisnis yang mengandalkan nilai tukar untuk menentukan harga jual produk ekspor bisa saja membuat keputusan yang salah karena mengacu pada angka yang tidak akurat,” jelas Dr. Pratama dikutip Minggu, 2 Februari 2025.

BACA JUGA:Google Error Tampilkan 1 Dolar Jadi 8.170 Rupiah, Ini Penyebabnya Menurut Pakar

“Begitu pula dengan wisatawan atau pekerja migran yang hendak menukar uang mereka,” lanjutnya.

Maka dalam konteks ini, Dr. Pratama berpendapat, Google seharusnya lebih bertanggung jawab atas informasi yang disebarkannya, terutama terkait data ekonomi yang sensitif.

Kategori :