Dua Bibit Siklon Tropis Aktif di Selatan Jawa, Ini Dampaknya ke Beberapa Wilayah Indonesia

Minggu 02-02-2025,20:49 WIB
Reporter : Taufiqur Rahman
Editor : Taufiqur Rahman

HARIAN DISWAY - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan bahwa saat ini Indonesia tengah dikepung oleh dua bibit siklon tropis aktif yang berpotensi memberikan dampak signifikan terhadap cuaca di berbagai wilayah.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati meminta semua pihak meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi cuaca ekstrem akibat dinamika atmosfer selama beberapa hari kedepan. 

Berdasarkan analisis terbaru BMKG per 2 Februari 2025, dua bibit siklon tropis aktif teridentifikasi berada di sekitar wilayah selatan Indonesia, yaitu Bibit Siklon 99S yang tumbuh di Samudra Hindia selatan Banten dan Bibit Siklon 90S yang tumbuh di selatan Nusa Tenggara Barat (NTB).

Sementara bibit Siklon 96P yang sebelumnya terbentuk di sekitar Teluk Carpentaria per hari ini, 2 Februari 2025 telah meluruh menjadi sirkulasi tekanan rendah dan sudah masuk daratan benua Australia, tetapi masih berkontribusi dalam membentuk pola cuaca di wilayah Indonesia.

BACA JUGA:Awas Hujan Petir, Berikut Perkiraan Cuaca di Beberapa Kecamatan Surabaya

BACA JUGA:Gempa 5,1 M Guncang Jogja, BMKG Pastikan Tidak Ada Potensi Tsunami

Tropical Cyclone Warning Center (TCWC) Jakarta melaporkan bahwa dua bibit siklon tropis yang aktif diperkirakan bergerak ke arah barat daya dan menjauhi wilayah Indonesia.


Kepala BMKG Dwikorita Karnawati-BMKG-

Meski demikian, dampak tidak langsungnya tetap terasa dalam bentuk peningkatan curah hujan, angin kencang, dan gelombang tinggi di sejumlah wilayah.

Dwikorita mengatakan, kehadiran dua bibit siklon tropis yg masih aktif dan satu bibit siklon yg telah meluruh tersebut cukup meningkatkan kondisi dinamika atmosfer pada periode puncak musim hujan saat ini.

"Kombinasi antara bibit siklon, fenomena La Niña lemah, Monsun Asia, Seruak Udara Dingin dari Dataran Tinggi Siberia, dan aktivitas gelombang atmosfer, serta Madden Julian Oscillation (MJO) akan meningkatkan risiko cuaca ekstrem di banyak wilayah Indonesia,” ujar mantan Rektor UGM Yogyakarta tersebut. 

BACA JUGA:Surabaya Hadapi Potensi Cuaca Ekstrem 26-30 Januari, BPPD Siapkan Sejumlah Langkah Antisipasi

Dalam sepekan terakhir, berbagai wilayah di Indonesia telah mengalami hujan dengan intensitas sangat lebat hingga ekstrem. Beberapa catatan curah hujan tertinggi meliputi Kalimantan Timur dengan curah hujan 229 mm/hari dan Sulawesi Tengah 192 mm/hari pada 26 Januari, Kepulauan Riau 154 mm/hari pada 27 Januari, serta Jabodetabek yang mencatat curah hujan hingga 264 mm/hari pada 28 Januari.

Di wilayah lain, NTT mencatat curah hujan 105 mm/hari, Jawa Timur 137.8 mm/hari, Jawa Tengah 110.7 mm/hari, dan Sulawesi Selatan 106.2 mm/hari pada 29 Januari, kemudian di Papua Barat terukur 112 mm/hari pada 31 Januari 2025.

Untuk sepekan ke depan mulai tgl 2 Februari 2025, beberapa daerah yg perlu disiagakan terhadap. Potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat, bahkan dapat meningkat menjadi sangat lebat atau ekstrem, yaitu meliputi daerah Papua, Papua Pegunungan, Papua Selatan, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat,  DI.Yogyakarta, Jawa Timur, Jawa Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Maluku Utara, Jawa Barat, Jambi, Papua Barat dan Papua Barat Daya.(*)

Kategori :