Pertunjukan Pementasan Seni Imam Al-Bukhari dan Soekarno di Surabaya Makin Maknai Bulan Bung Karno

Pertunjukan pementasan seni Imam Al-Bukhari dan Soekarno di Surabaya dihadiri Ketua DPP PDIP Bidang Pariwisata Wiryanti Sukamdani. - Ilmi Bening - Harian Disway
HARIAN DISWAY - Pertunjukan teatrikal musik Imam Al-Bukhari dan Soekarno berlangsung di Balai budaya Surabaya pada 27 Juni 2025. Acara diawali dengan penampilan tembang Jawa, kemudian diiringi dengan bunyi dari alat musik tradisional, seperti gendang. Penembang mengenakan pakaian ala Cak dan Ning Suroboyo.
Beberapa yang hadir dalam pementasan itu adalah sejumlah warga Surabaya, anggota DPR RI, DPP PDIP, pemilik media Harian Disway Dahlan Iskan, Walikota Surabaya Eri Cahyadi, Ketua DPP PDIP bidang wisata Wiryanti Sukamdani, Wakil Walikota Surabaya Armuji, serta Puti Guntur Soekarno.
“Memperingati Bulan bung Karno, melalui sebuah karya seni teatrikal musik yang bertajuk Imam Al-Bukhari dan Soekarno. Yaitu, sejarah jejak diplomasi bung Karno dalam menemukan makam Imam Al-Bukhari,” kata Wiryanti dalam sambutannya.
Peristiwa tersebut tak hanya berdampak besar bagi Uzbekistan, tetapi juga bagi umat muslim di seluruh dunia. Sebab, pada waktu itu sebelum makam ditemukan, rakyat Uzbekistan hidup dalam tekanan. Ibadah hanya boleh dilakukan di dalam rumah dan situs Islam pun dibungkam oleh kekuasaan.
BACA JUGA:Kolaborasi Bumi Purnati Indonesia dengan Kattakurgan Uzbekistan dalam Pentas Seni Soekarno
BACA JUGA:Seri Sang Putra Fajar (3): Hadirkan Spirit Bung Karno dengan Napas Digital
Sebelum pertunjukan dimulai, ada acara doa dan pemotongan tumpeng untuk kelancaran pentas seni Imam Al-Bukhari dan Soekarno. Pentas seni kolaborasi dua negara ini dimulai dengan penampilan dari kaum muslim dari Uzbekistan. Setelah itu dilanjutkan dengan cerita dari perjalanan Soekarno ke Uzbekistan.
Ketika pementasan itu berlangsung, diputar lagu-lagu kebangsaan, lantunan ayat suci Al-Qur’an, lagu Mars Muhammadiyah, dan beberapa dialog Soekarno beserta para pengurus negara saat mendapatkan undangan dari Uzbekistan.
Diceritakan dalam sejarah bahwa dalam kunjungan tersebut Presiden Pertama Republik Indonesia Ir. Soekarno telah menerima undangan dari Uzbekistan sebanyak 3 kali. Namun, sayangnya Soekarno tak segera datang untuk memenuhi undangan tersebut sebelum makam Imam Al-Bukhari ditemukan. Apalagi, saat itu kondisi politik dunia sedang tidak baik-baik saja dengan adanya konflik Blok Barat dan Timur.
BACA JUGA:Festival Budaya Bulan Bung Karno Wujud Cinta Kota Blitar
Pertunjukan pementasan seni Imam Al-Bukhari dan Soekarno di Surabaya, menceritakan jejak diplomasi Presiden Pertama Republik Indonesia di Uzbekistan. - Ilmi Bening - Harian Disway
Imam Al-Bukhari adalah tokoh ahli hadis yang terkemuka dan dihormati oleh umat muslim. Soekarno memang mengajukan permintaan kepada Uzbekistan untuk mencari lokasi makam tokoh ahli hadis tersebut. Sebagaimana, Soekarno telah mempelajari agama Islam termasuk hadis. Pada waktu pembuangan di Ende, Bung Karno sering menulis surat kepada A. Hasan yang telah mengirimkan salinan dari hadis Imam Al-Bukhari.
“Saya pentingkan sekali mempelajari hadis, oleh karena menurut keyakinan saya yang sedalam-dalamnya, sebagai yang telah saya tuliskan sedikit dalam salah satu surat yang terdahulu karena dunia Islam menjadi mundur oleh karena banyak orang jalankan hadis dhaif dan palsu,” tulis Soekarno dalam suratnya kepada A. Hasan, guru utama Persatuan Islam (PERSIS) Bandung.
Alhasil, dalam waktu beberapa hari saja, makam Imam Al-Bukhari pun telah ditemukan. Sehingga, Soekarno berniat terbang menemui Presiden Uni Soviet Khrushcev pada 1956. Kedatangan soekarno disambut baik oleh Uzbekistan. Dalam cuaca yang dingin itu, Bung Karno pergi menuju Samarkand, Uzbekistan menaiki kereta untuk melihat makam Imam Al-Bukhari. Sesampainya di sana, kondisi makam begitu memprihatinkan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: