Kemudian, gaji dan tunjangan 59 wamen diasumsikan akan membebani kas negara sebesar Rp 70,8 miliar per tahun.
Sementara itu, anggaran operasional menteri dan wamen membutuhkan dana Rp 648 miliar per tahun. Maka itu, total estimasi kebutuhan anggaran untuk gaji menteri dan wamen di era Prabowo-Gibran adalah Rp 777 miliar per tahun.
Jika dibandingkan dengan perhitungan yang sama, total anggaran untuk gaji dan tunjangan menteri dan wakil menteri era Jokowi-Ma’ruf Amin adalah Rp 387,6 miliar per tahun.
Dengan demikian, terdapat peningkatan anggaran estimasi sebesar Rp 389,4 miliar per tahun. Dengan asumsi itu, peningkatan anggaran untuk menteri dan wamen dari era Jokowi ke era Prabowo diperkirakan mencapai Rp 1,95 triliun.
Kalau kabinet Jokowi sangat terkenal dengan fokusnya pada pembangunan infrastruktur, kabinet Prabowo lebih menekankan pada kemandirian nasional.
Dalam Kabinet Merah Putih, Prabowo ingin memastikan sektor-sektor seperti pertanian, energi, dan pertahanan menjadi prioritas.
Itu terlihat dari susunan menterinya yang banyak diisi tokoh dengan latar belakang bisnis lokal dan sektor strategis. Sementara itu, kabinet Jokowi lebih menonjolkan pembangunan jalan tol, pelabuhan, bandara, dan infrastruktur digital sebagai fokus utamanya.
Prabowo, di sisi lain, ingin mengurangi ketergantungan pada impor dan meningkatkan kemandirian pangan serta energi.
Di tengah perlambatan ekonomi global dan terbatasnya sumber-sumber pendapatan negara, wacana pemangkasan anggaran dinilai sangat signifikan dengan tekad pemerintah untuk mengejar pertumbuhan ekonomi 8 persen.
Upaya kerja keras untuk menciptakan kutub pertumbuhan sumber-sumber pendapatan yang baru dan menggalakkan efisiensi biaya di segala sektor pada gilirannya mampu mendongkrak revenue negara, terutama sektor nonmigas.
Dengan demikian, niscaya akan terbangun iklim ekonomi berbiaya murah (low-cost economy). (*)
*) Sukarijanto adalah pemerhati kebijakan Publik dan peneliti di Institute of Global Research for Economics, Entrepreneurship & Leadership dan mahasiswa Pascasarjana Program S-3 PSDM Universitas Airlangga.