Urban Farming di Surabaya Bisa Jadi Contoh Nasional, Menko Zulhas Ungkap Alasannya

Senin 10-02-2025,18:50 WIB
Reporter : Ghinan Salman
Editor : Noor Arief Prasetyo

SURABAYA, HARIAN DISWAY - Menteri Koordinator Pangan Zulkifli Hasan alias Zulhas mengunjungi Kelompok Tani (Poktan) Kosagrha Lestari di Kecamatan Rungkut, Surabaya, Senin, 10 Februari 2025. 

Kunjungan ini untuk melihat langsung praktik urban farming yang berkontribusi menjaga stabilitas harga pangan.  

Menko Zulhas memberikan apresiasi tinggi terhadap konsep urban farming yang diterapkan di Kota Surabaya. 

Khususnya oleh Poktan Kosagrha Lestari yang memanfaatkan fasilitas umum (fasum) untuk lahan pertanian.

”Ini luar biasa. Lahan fasum yang awalnya tidak produktif, sekarang ditanami sayuran, cabai, terong. Bahkan ada peternakan ayam dan ikan,” kata Zulhas.

BACA JUGA:Tinjau Cek Kesehatan Gratis di Sidoarjo, Zulhas: Program Ini Upaya Preventif untuk 281 Juta Warga  

Menurutnya, urban farming seperti ini bisa jadi solusi kemandirian pangan nasional. Jika budaya menanam seperti yang dilakukan Poktan Kosagrha Lestari menyebar ke seluruh wilayah Indonesia, Zulhas optimistis kemandirian pangan nasional dapat segera terwujud. 

”Tentu saja, rakyat kita akan terbantu. Sayuran, ikan, cabai, dan telur bisa tercukupi,” ujarnya.  

Kepala DKPP Surabaya Antiek Sugiharti menjelaskan, kunjungan Menko Pangan bertujuan melihat langsung kontribusi urban farming dalam menjaga stabilitas harga pangan.  

Menurutnya, urban farming di Surabaya sudah berkontribusi besar, terutama dalam menekan inflasi. 

”Contohnya, cabai. Jika bisa dibudidayakan, harganya di pasar tidak akan melonjak,” kata Antiek.  

BACA JUGA:Zulhas Komentari Wacana Gubernur Dipilih DPRD: Sama Saja, Tetap Demokratis

Saat ini, Surabaya memiliki 130 kelompok tani urban farming dan 35 kelompok tani konvensional. Petani konvensional fokus pada tanaman pangan seperti padi dan jagung.

Ketua Poktan Kosagrha Lestari Pridha Nashari Rakhmatika mengaku bangga dengan kunjungan Menko Pangan. Poktan Kosagrha Lestari memiliki tiga bidang usaha: pertanian, peternakan, dan olahan produk. 

Awalnya, lahan fasum di daerahnya itu sering banjir. Kini, lahan itu disulap jadi tempat budidaya sayuran dan peternakan. 

Kategori :