Assassin's Creed Shadows, Antara Kontroversi dan Masa Depan Ubisoft

Rabu 12-02-2025,15:00 WIB
Reporter : Dave Yehosua
Editor : Guruh Dimas Nugraha

HARIAN DISWAY - Assassin's Creed Shadows, entri terbaru dalam waralaba terkenal Ubisoft, telah menjadi pusat perhatian. Bukan hanya karena gameplay-nya yang dinanti, tetapi juga serangkaian kontroversi yang menyertainya.

Dijadwalkan rilis pada 20 Maret 2025, game itu menawarkan dua protagonis dengan gaya bermain berbeda: Naoe yang mengedepankan stealth dan Yasuke yang lebih agresif. Namun, pilihan itu menimbulkan perdebatan di kalangan komunitas game.

Beberapa penggemar menyatakan kekhawatiran bahwa fokus pada dua karakter dengan gaya bermain berbeda dapat memecah pengalaman bermain.

Namun, Jonathan Dumont, direktur kreatif game itu, menegaskan bahwa pemain tidak diwajibkan untuk membagi waktu bermain secara merata antara kedua karakter tersebut.

BACA JUGA:Ubisoft di Ambang Kehancuran, Tahun 2025 Jadi Penentuan


Digadang-gadang menjadi pembalik keadaan, Assassin's Creed Shadow malah flop. --gamesradar

"Kami tidak memaksa pemain untuk membagi waktu. Jika Anda lebih menyukai satu karakter, Anda dapat memainkan sebagian besar game dengan karakter tersebut," ujarnya.

Kontroversi lain muncul terkait representasi Yasuke, seorang samurai Afrika yang merupakan tokoh sejarah nyata. Beberapa kritik menuduh Ubisoft melakukan black-washing dan menyimpangkan sejarah Jepang.

Namun, perlu dicatat bahwa Yasuke benar-benar ada pada era tersebut, dan kehadirannya dalam game tersebut menambah dimensi unik dalam narasi.

BACA JUGA:CAPCOM Fighting Collection 2, Hidupkan Nostalgia Dunia Game Pertarungan


Belum selesai dengan kontroversinya Assassins Creed Shadows kena backlash lagi. --techsport

Selain itu, desain patung koleksi yang menampilkan Yasuke dan Naoe menuai kritik karena dianggap tidak sensitif.

Patung tersebut menampilkan gerbang torii yang rusak, yang mengingatkan pada Kuil Sannō di Nagasaki yang hancur akibat bom pada tahun 1945.

Menanggapi hal itu, PureArts, pembuat patung tersebut, meminta maaf dan berencana untuk merevisi desainnya.

Di tengah kontroversi tersebut, Ubisoft juga menghadapi tantangan finansial yang signifikan. Laporan keuangan terbaru menunjukkan lonjakan utang bersih perusahaan menjadi 1,4 miliar euro pada tahun 2024, naik dari 880,8 euro juta pada tahun sebelumnya.

Penurunan cadangan kas menjadi 932 juta euro semakin memperburuk situasi. Menimbulkan kekhawatiran tentang potensi kebangkrutan pada tahun 2025 jika kondisi tidak membaik.

BACA JUGA:Game Monster Hunter Wilds Pamer Lokasi Baru: Iceshards Cliffs

Untuk mengatasi masalah itu, Ubisoft telah mengambil langkah-langkah seperti menurunkan harga edisi kolektor Assassin's Creed Shadows dan membatalkan pass musim. 

Pun, mereka menawarkan ekspansi pertama secara gratis bagi mereka yang melakukan pre-order. Langkah-langkah itu diharapkan dapat menarik kembali minat pemain dan memperbaiki reputasi perusahaan.

Namun, dengan persaingan yang ketat di industri game, terutama dengan judul-judul bertema samurai lainnya, Ubisoft harus bekerja keras untuk memastikan Assassin's Creed Shadows memenuhi harapan pemain. Kesalahan dalam pemasaran dan desain harus diperbaiki untuk menghindari kekecewaan lebih lanjut.

BACA JUGA:Tarif Impor Donald Trump Ancam Industri Game, ESA Minta Pembatalan

Masa depan Ubisoft sangat bergantung pada keberhasilan Assassin's Creed Shadows. Dengan tantangan finansial yang dihadapi, perusahaan perlu memastikan bahwa setiap rilis game berkualitas tinggi dan diterima dengan baik oleh komunitas game.

Hanya dengan cara itu, Ubisoft dapat berharap untuk membalikkan keadaan dan menghindari potensi kebangkrutan yang mengancam.

Secara keseluruhan, Assassin's Creed Shadows berada di persimpangan antara inovasi dan kontroversi. Sementara game itu menawarkan pendekatan baru dengan dua protagonis dan setting yang menarik, tantangan yang dihadapi, baik dari segi kritik maupun finansial, tidak bisa diabaikan.

BACA JUGA:Uni Eropa Usulkan Larangan Penjualan Perangkat Game ke Rusia, Cegah Penggunaan Militer

Ubisoft harus belajar dari kesalahan itu. Kemudian bekerja keras untuk memastikan masa depan yang lebih cerah bagi waralaba dan perusahaan secara keseluruhan.

Dengan rilis yang semakin dekat, komunitas game menantikan bagaimana Assassin's Creed Shadows akan diterima.

Apakah game itu akan berhasil mengatasi kontroversi dan memenuhi harapan pemain, atau justru menambah daftar panjang tantangan yang dihadapi Ubisoft? Waktu yang akan menjawab. (*)

Kategori :