HARIAN DISWAY - Presiden RI Prabowo Subianto menyampaikan bahwa Indonesia mendukung solusi dua negara atau two-state solution untuk konflik Palestina-Israel.
Ia meyakini bahwa solusi dua negara merupakan solusi paling tepat untuk menghentikan efek jangka panjang dari konflik yang telah berlangsung sejak 1947 itu.
“Indonesia berkomitmen untuk memberikan upaya tulus demi tercapainya resolusi yang adil dan berkelanjutan, yang berdasarkan pada solusi dua negara” Ucap Prabowo di World Government Summit pada Rabu, 13 Februari 2025.
Solusi itu ia sampaikan karena Gaza, Palestina sudah cukup menderita selama bertahun-tahun dengan hilangnya berbagai kebutuhan dasar seperti sekolah dan rumah sakit.
Maka, solusi ini perlu dilakukan dalam jangka waktu dekat.
“Gaza telah menanggung banyak penderitaan. Sudah saatnya untuk membuka kembali sekolah dan mengembalikan normalitas," tegasnya.
BACA JUGA:3 Sandera Israel dan 90 Tahanan Palestina Dibebaskan Pada Hari Pertama Gencatan Senjata
BACA JUGA:8 Menteri Menentang, Kabinet Israel Tetap Teken Gencatan Senjata Dengan Hamas, Berlaku Minggu
Berbagai retorika ataupun ucapan juga ajakan saja menurutnya tak akan menjadi solusi nyata dalam penyelesaian konflik ini. Sangat diperlukan solusi nyata untuk masalah ini.
“Retorika saja tidak cukup untuk menghadapi tantangan-tantangan ini," tambahnya.
Tak hanya untuk Gaza, Palestina, Indonesia juga berupaya keras untuk mendukung penyelesaian konflik serupa di Ukraina dan juga Kongo Timur. Ia meyakini penyelesaian konflik ini tak bisa digapai melalui solusi militer.
“Ini adalah waktu untuk menegakkan perdamaian, keadilan, dan saling menghormati. Semua negara harus bekerja sama untuk mencegah konflik yang tak terkendali, dari Ukraina hingga Gaza hingga Kongo Timur. Tidak ada solusi militer yang menjamin perdamaian yang abadi," tegasnya.
Prabowo juga menegaskan bahwa Indonesia mendukung solusi ini melihat sejarah panjangnya dengan gerakan non-blok atau non-parsial, dimana Indonesia tidak berpihak dengan blok utara maupun selatan, melainkan sebagai jembatan di antara mereka.
“Sejarah kami yang berakar pada Gerakan Non-Blok dan prinsip kesetaraan, penentuan nasib sendiri, dan kedaulatan mendorong kami untuk mengejar diplomasi yang seimbang,” ungkap mantan Menhan RI ini.
Sebagai upaya nyata Indonesia dalam gerakan non-blok ini, Prabowo juga menjelaskan bahwa selain BRICS, Indonesia juga akan bergabung dengan organisasi lain seperti Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD), Comprehensive and Progressive Agreement for Trans-Pacific Partnership (CPTPP), serta Indo-Pacific Forum.