Penelitian Terapi Bermain untuk Anak Penderita Kanker Oleh Mahasiswi Untag, Harapan Baru di Tengah Perjuangan

Sabtu 15-02-2025,11:00 WIB
Reporter : Dave Yehosua
Editor : Guruh Dimas Nugraha

SURABAYA, HARIAN DISWAY – Assakinah Siscahyaningsih, yang akrab disapa Sasa, adalah mahasiswi Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya. Perjalanan akademik membawanya ke sebuah penelitian tentang anak-anak penderita kanker.

Pada Jumat, 14 Februari 2025, Sasa terpilih sebagai mahasiswi dengan salah satu penelitian terbaik. Skripsinya berjudul Efektivitas Play-Based Occupational Therapy dalam Meningkatkan Quality of Life pada Anak Penderita Kanker.

Itu bukan sekadar skripsi untuk pemenuhan tugas akademik. Tapi juga sebuah upaya nyata untuk memberikan harapan. Terutama bagi anak-anak yang tengah berjuang melawan penyakit mematikan itu.

Bermula saat Sasa mengikuti kegiatan pengabdian masyarakat di Yayasan Kanker Indonesia Cabang Surabaya pada semester 5.

Ketika itu dia bertemu dengan anak-anak yang harus menjalani pengobatan berat. Suasana itu membuat hatinya tergerak.

“Saya melihat sendiri bagaimana mereka sering merasa lelah dan sedih. Karena harus menjalani terapi pengobatan rutin,” ujarnya. Sejak saat itu, Sasa ingin melakukan sesuatu yang bisa membuat hidup mereka lebih baik.

BACA JUGA:Pengukuhan 3 Guru Besar Untag Surabaya: Ilmu, Tawa, dan Harapan

BACA JUGA:Mahasiswa KKN Untag Surabaya Ciptakan Alat Press Minyak untuk UMKM


Assakinsah Siscahyaningsih Mahasiswa S1 Psikologi UNTAG Memaparkan Alat Peraga Karya Dalam Peningkatan Quality Of Life Pada Anak Penderita Kanker. -Alfi Kirom-HARIAN DISWAY

Mahasiswi program studi Psikologi itu mencari cara untuk mengubah pengalaman perawatan medis yang berat menjadi sesuatu yang lebih menyenangkan. Ia menemukan jawaban atas persoalan itu: Play-Based Occupational Therapy (PBOT) atau Terapi Okupasi Berbasis Permainan.

Metode itu menggunakan berbagai jenis aktivitas yang dirancang untuk membantu anak-anak mengasah keterampilan hidup mereka.

Sasa menemukan bahwa melalui permainan, anak-anak penderita kanker bisa lebih percaya diri. Kecemasan mereka dapat berkurang. Pun, mereka bisa tetap aktif menjalani keseharian.

Dalam penelitian itu, dia menggunakan beberapa jenis permainan. Seperti rubik, estafet bola emoji, hingga pop-up book yang dirancang khusus untuk mendukung terapi tersebut.

“Salah satu favorit mereka adalah bermain pohon harapan,” kata Sasa. Lewat permainan itu, anak-anak diajak menulis harapan mereka di atas kertas warna-warni. Lalu menempelkannya di pohon harapan sebagai simbol optimisme.

BACA JUGA:6 Finalis Puteri Indonesia Jawa Timur 2025 Beradu Gagasan Untuk Mendapat Beasiswa S2 di Untag Surabaya

BACA JUGA:Mahasiswa Untag Surabaya Gelar Screening Karya Jurnalistik dari Mata Kuliah Broadcast Journalism

Dari penelitian yang ia lakukan, hasilnya tak main-main. Terapi berbasis permainan itu terbukti meningkatkan kualitas hidup anak-anak penderita kanker secara signifikan.

Mereka menjadi lebih ceria, lebih bersemangat menjalani pengobatan, dan yang paling penting, mereka merasa tidak sendirian.

Terapi bermain menjadi salah satu cara efektif untuk membantu anak-anak. Terutama mereka yang menderita kanker dalam menghadapi tantangan mental selama perawatan.

"Anak-anak dengan kanker sering mengalami kesulitan secara emosional. Itu berdampak pada angka harapan hidup mereka. Kemoterapi membuat mental mereka jatuh. Ditambah kehilangan teman sesama penyintas. Hal tersebut semakin memperburuk kondisi psikologis mereka," ujar Dosen Fakultas Psikologi Untag Surabaya Tatik Meiyuntariningsih.

Menurutnya, penelitian terkait terapi bermain dipilih untuk mengembalikan kondisi mental anak-anak penderita kanker.

Sasaran utamanya adalah anak usia 5 hingga 10 tahun. Karena pada rentang usia itu mereka masih berada dalam tahap perkembangan kognitif konkret.

BACA JUGA:Untag Resmi Buka Fakultas Kedokteran, Fokus Pada Pneumonia

BACA JUGA:Kembangkan Kreativitas di SDN Ngagelrejo 1, Mahasiswa Ilkom Untag Berikan Keterampilan Publikasi dan Dokumentasi

"Permainan dalam terapi itu dirancang agar bisa membantu meningkatkan kesehatan mental mereka," tambah Tatik yang sekaligus menjadi dosen pembimbing Sasa.

Terapi bermain telah banyak digunakan dalam dunia psikologi anak. Sebagai pendekatan untuk membantu mereka mengekspresikan emosi dan mengatasi stres.

Dengan metode yang tepat, permainan dapat menjadi sarana efektif dalam memperkuat ketahanan mental anak-anak penderita kanker. Sehingga mereka lebih optimis dalam menjalani pengobatan.

Kategori :